Risma Diminta Tetapkan Semburan Lumpur Kutisari Status Darurat

Rabu, 09 Oktober 2019 - 13:55 WIB
Risma Diminta Tetapkan Semburan Lumpur Kutisari Status Darurat
Kepala Dinas ESDM Jawa TImur Setiajit. Foto/Istimewa
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Diminya untuk menetapkan semburan lumpur di perumahan Kutisari Indah Utara III/19 berstatus darurat.

Sehingga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bisa mengambil langkah antisipasi.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur (Jatim) Jatim Setiajit mengatakan, pihaknya berencana membuat separator untuk memisahkan kandungan lumpur tersebut. Seperti minyak, gas dan air. Anggaran pembuatan separator tersebut sekitar Rp150 juta.

Separator tersebut akan dibuat oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"BPBD bisa mengeluarkan anggaran untuk membangun separator ketika ada surat dari Wali Kota Surabaya. Yang menyatakan bahwa semburan lumpur itu darurat karena berada di tengah pemukiman warga," kata dia, Rabu (9/10/2019).

Menurut Setiajit, hari ini pihaknya akan berkirim surat ke Risma, panggilan Tri Rismaharini agar segera menetapkan status darurat. Sehingga, pembuatan separator bisa secepatnya dilakukan.

Pihaknya sendiri segera mengomunikasikan dengan BPBD Jatim jika Risma sudah menetapkan status darurat atas semburan lumpur tersebut. "Ukuran separator tidak begitu besar. Dan itu sifatnya hanya sementara. Karena suatu saat semburan lumpur itu juga akan menurun," kata dia.

Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jatim, Handoko Teguh Wibowo, mengatakan, Surabaya, utamanya yang berada di wilayah selatan banyak memiliki sumur minyak. Di wilayah Kutisari misalnya, pada tahun 1888 sudah dieksplorasi oleh kolonial Belanda. “Kemudian pada tahun 1890, Belanda pernah membangun penyulingan minyak bumi di daerah Wonokromo. Saat ini penyulingan minyak itu tidak ada dan berganti gedung Pertamina,” kata dia.

Di Surabaya, kata dia, terdapat 180 sumur minyak bumi. Dari jumlah itu, yang teridentifikasi di wilayah Kutisari sebanyak 34 sumur. Selain di Kutisari, wilayah di Surabaya lain yang terdapat sumur minyak di antaranya di Rungkut dan Semolowaru.

Dia menduga, sumur-sumur tua tersebut tidak teridentifikasi karena sudah ada perubahan tata ruang. “Saat ini, banyak lokasi minyak bumi yang sudah berubah menjadi kawasan hunian maupun industri,” kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3629 seconds (0.1#10.140)