Warga Lumajang Tolak Radikalisme yang Rusak Persatuan Indonesia

Selasa, 15 Oktober 2019 - 13:22 WIB
Warga Lumajang Tolak Radikalisme yang Rusak Persatuan Indonesia
Masyarakat Kabupaten Lumajang, mengutuk segala bentuk tindakan radikalisme, dan terorisme yang mengancam perrsatuan dan kesatuan Indonesia. Foto/Humas Polres Lumajang
A A A
LUMAJANG - Masyarakat dari berbagai elemen yang ada di Kabupaten Lumajang, menolak segala bentuk paham radikalisme yang dapat merusak keutuhan Bangsa Indonesia.

Mereka juga mengungkapkan keprihatinannya, atas aksi terorisme yang menyerang Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Selain mengutuk keras penyerangan keji tersebut, masyarakat dari berbagai elemen itu juga menyatakan wilayah Kabupaten Lumajang, bersih dari teroris dan radikalisme yang berpaham JAD (Jamaah Ansharut Daulah).

Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban mengatakan, bahwa paham radikalisme sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. "Paham atau aliran radikal, adalah paham yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan dan drastis, sikap ekstrem dalam aliran politik," tuturnya.

Radikalisme ini, lanjutnya ada berbagai macam bentuknya. Ada yang mengatasnamakan agama dan membetuk negara baru, ada pula yang memang terang-terangan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ataupun yang hanya ingin mengacaukan keamanan. Dari berbagai macam radikalisme tersebut sangat berbahaya bagi bangsa ini.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk tidak mudah dipengaruhi oleh paham radikalisme dengan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari" tegasnya.

Dienof Fery Santoso (49) perwakilan elemen masyarakat Kabupaten Lumajang, menyatakan, seluruh masyarakat Kabupaten Lumajang, berjanji akan memegang teguh Pancasila sebagai ideologi bangsa.

"Tak bisa dipungkiri, aksi radikalisme yang mengarah penyerangan terhadap Menkopolhukam beberapa hari yang lalu adalah tindakan radikalisme oleh seorang pengecut. Kita sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa, tak perlu lagi adanya tindakan radikalisme semacam itu di NKRI. Kami sebagai warga Kabupaten Lumajang, menolak keras tumbuhnya radikalisme di Indonesia," ujarnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4526 seconds (0.1#10.140)