Kopi Indonesia Dilirik Pengusaha Kopi Dunia

JAKARTA - Tiga pengusaha kopi Indonesia mendapat kesempatan untuk mempromosikan produknya di ajang perdagangan kopi internasional di Swiss.

Kegiatan promosi ini diadakan dalam pertemuan tahunan Swiss Coffee Trader Association (SCTA) pada 10-11 Oktober 2019 di Basel, Swiss.

Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad mengatakan, ini adalah pertama kalinya kopi Indonesia mendapat kesempatan dipromosikan langsung dalam kegiatan SCTA.

“Kesempatan emas ini dimana ratusan pedagang kopi dunia ada di sini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia,” kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa (15/10/2019).

Muliaman menjelaskan, KBRI Bern akan terus ikut dalam semua kegiatan SCTA di masa mendatang guna lebih mengenalkan potensi kopi Indonesia.

Menurut dia, terdapat beberapa komentar dari pengunjung terutama soal kualitas kopi Indonesia yang cenderung tidak terstandar. Seperti misalnya, sebuah brand kopi yang sudah terkenal seperti Toraja dipakai oleh kopi yang bukan kopi Toraja sehingga mengurangi kepercayaan pembeli terhadap nama yang sudah dikenal. “Komentar ini dapat dianggap menjadi sebagai masukan untuk meningkatkan citra dan daya saing kopi Indonesia di pasar kopi dunia,” kata dia.

SCTA adalah sebuah lembaga internasional pedagang kopi yang berkantor di Basel, Swiss. Sebagian besar anggota SCTA adalah perusahaan besar kopi dunia, namun terdapat beberapa anggota dari industri kopi kalangan UKM.

Dalam pertemuan tahunan SCTA ini hadir sekitar 200 pengusaha kopi di dunia sebagian besar adalah pemain kopi besar seperti Nestle, OLAM International, Ecom dan lainnya. Sekitar 40 perusahaan multinasional anggota SCTA mewakili 50% perdagangan kopi dunia.

Muliaman menambahkan, ratusan pemain kopi global ini mengadakan pertemuan termasuk pengusaha kopi Indonesia. Tiga pengusaha kopi Indonesia yaitu Bright Java, Racha Indonesian Coffee dan Crop & Roast bertemu dengan para peserta pertemuan SCTA itu.

Crop & Roast adalah importir dari Swiss namun mempunyai kebun kopi dan perusahaan kopi di Indonesia. Terdapat sejumlah perusahaan kopi Indonesia lainnya yang ikut dalam kegiatan networking dan konperensi SCTA ini antara lain PT Santos Jaya Abadi dan PT Sari Makmur yang telah mengikuti kegiatan SCTA secara rutin setiap tahun.

Dia menjelaskan, tiga pengusaha kopi Indonesia yang mempromosikan produknya mendapat kesempatan untuk mempromosikan produk mereka di sebuah ruangan di areal pertemuan SCTA. Puluhan peserta pertemuan SCTA datang untuk melihat dan berdiskusi dengan peserta Indonesia. “Belasan macam kopi green bean Indonesia yang dipromosikan menarik perhatian pengunjung terutama specialty coffee,” kata dia.

Di ujung acara, satu pengusaha kopi Indonesia mendapat pesanan dari importir Swiss 5 ton green bean senilai USD77.000. Dua pengunjung dari Jerman dan Italia juga menaruh minat besar untuk mengimpor kopi Indonesia dan akan melakukan proses pembelian.