Jaringan Gas Bumi Jadi Pemantik Ekonomi di Zona Pendalungan

Rabu, 16 Oktober 2019 - 19:12 WIB
Jaringan Gas Bumi Jadi Pemantik Ekonomi di Zona Pendalungan
Jaringan gas bumi di Zona Pendalungan terutama di Pasuruan, dan Probolinggo, kini bisa dinikmati warga. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
PROBOLINGGO - Nelayan, petani dan UMKM di Zona Pendalungan bisa memanfaatkan jaringan gas (Jargas). Gas bumi yang sudah bisa mengalir ke rumah warga, jadi pemantik ekonomi.

Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membuka jargas rumah tangga di Pasuruan, dan Probolinggo, Rabu (16/10/2019).

Tercatat sudah ada 8.150 sambungan rumah tangga yang bisa mengalir ke rumah warga. Jumlah itu akan bertambah pada 2020 nanti sesuai penugasan Pemerintah melalui Kementerian ESDM ke PT Pertamina (Persero) melalui sub holding gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas, Djoko Siswanto menuturkan, masuknya gas bumi ke rumah-rumah warga bisa memberikan dampak yang cukup besar bagi ekonomi keluarga.

"Ada banyak penghematan, ibu-ibu di Pasuruan dan Probolinggo kini bisa memakai sisa penghematan untuk membeli beras," kata Djoko ketika ditemui di sela-sela peresmian jargas untuk Rumah tangga Kabupaten Pasuruan, dan Probolinggo, di Balai Desa Tongas Wetan.

Ia melanjutkan, bagi masyarakat penghematan di dapur serta keperluan untuk pelaku usaha kecil di rumah-rumah sangat berarti. Mereka bisa menabung serta memperlancar usahanya dari penghematan bahan baku produksi usaha kecilnya.

Infrastruktur yang sudah dibangun di Pendalungan sudah berjalan cepat. Bahkan, jargas di Probolinggo, dan Pasuruan, terbagi menjadi 11 sektor yang berada di Kabupaten Probolinggo, sebanyak lima sektor sementara sisanya di Pasuruan.

Untuk memenuhi kebutuhan 8.150 sambungan rumah tangga itu, dialokasikan sebesar 0,2 MMSCFD yang bersumber dari Husky CNOOC Madura LTd sebagai pemasok gasnya. "Nanti pada 2020 akan ada tambahan sambungan lagi. Setidaknya ada 9.000 sambungan ke rumah warga," jelasnya.

Jaringan Gas Bumi Jadi Pemantik Ekonomi di Zona Pendalungan


Dukungan dari pemerintah daerah, katanya, memiliki peranan yang cukup besar. Pemda Kabupaten Probolinggo, dan Pasuruan mempercepat pembangunan infrastruktur yang sudah dijalankan.

"Makanya pembangunan jargas pun berjalan lancar. Kalau dihitung malah lebih cepat dari jadwal," ucapnya.

Ia menambahkan, dukungan pemda sangat penting karena berdasarkan pengalaman selama ini, terdapat beberapa kendala non teknis yang berpotensi menghambat pembangunan jargas seperti perizinan, maupun permasalahan sosial yang terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan.

"Kalau pemda lainnya juga memberikan dukungan serupa, maka masyarakat dapat lebih cepat menikmati gas bumi yang bersih dan murah," sambungnya.

Tahun ini, katanya, pemerintah menggunakan dana APBN membangun 74.307 jargas yang tersebar di 16 lokasi mulai dari Aceh di ujung Sumatera hingga Wajo di Sulawesi. Sementara di Jawa Timur daerah lain yang juga digarap adalah Mojokerto, Bojonegoro dan Lamongan.

Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari mengaku, masuknya gas bumi ke Probolinggo menjadi angin segar bagi masyarakat. Sebagian besar warga yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan petani bisa lebih hemat tiap bulan.

Sebelum ada gas bumi, para ibu rumah tangga banyak yang memakai bahan bakar kayu untuk kebutuhan memasak. "Kami yakin perubahan ini menambah pendapatan warga. Banyak sekali penghematan di tiap bulannya," katanya.

Jaringan Gas Bumi Jadi Pemantik Ekonomi di Zona Pendalungan


Saat ini di Probolinggo sudah ada 2.700 dari 4.000 sambungan jargas. Sehingga ada 1.300 sambungan baru yang bisa dipakai mulai hari ini. "Kami ingin lebih banyak lagi warga yang bisa mengakses gas bumi, makanya pada 2020 ada 6.000 jaringan baru yang nanti disiapkan untuk warga Probolinggo," jelasnya.

Pihaknya sendiri siap mendukung semua perizinan bersama seluruh stakeholder Probolinggo. "Kami pun siap menerima proyeksi jaringan gas baru," tambahnya.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto menjelaskan, pihaknya optimis bertambahnya sambungan gas rumah tangga di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Probolinggo, dan Pasuruan, memberi banyak manfaat bagi masyarakat yang tinggal di Zona Pendalungan.

"Kalau dihitung sambungan gas rumah tangga yang dibangun menggunakan dana APBN di Jatim sebanyak 65.961 sambungan," ujarnya.

Redy menambahkan, saat ini pihaknya mengoperasikan 564.445 sambungan rumah tangga yang sebagian besar di antaranya dibangun menggunakan dana APBN. Di 2025 pemerintah menargetkan pembangunan 4,7 juta sambungan rumah tangga

Redy mengatakan, banyak sekali manfaat penggunaan gas bumi bagi rumah tangga. Selain bersih, juga menekan subsidi sektor energi. "Pemerintah bisa menghemat Rp178 miliar per tahun. Proyek pembangunan juga menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit," imbuhnya.

Selain itu PGN tengah merampungkan proyek pembangunan pipa transmisi Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer. Lalu bakal disusul pipa distribusi Semarang – Kendal – Ungaran sepanjang 96 kilometer.

Khusus untuk jargas, PGN telah mengelola infrastruktur pemerintah lebih dari 3.800 kilometer. Sementara total seluruh jaringan gas transmisi dan distribusi yang dikelola PGN lebih dari 10.000 kilometer. "Pelanggan rumah tangga, terbesar di Surabaya yakni lebih dari 42.500 sambungan," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3360 seconds (0.1#10.140)