House of Sampoerna dan Kibas Pamerkan Koleksi 'Batik Kesayangan'

Rabu, 16 Oktober 2019 - 19:45 WIB
House of Sampoerna dan Kibas Pamerkan Koleksi Batik Kesayangan
Model berpose dengan batik di area pameran batik kesayangan, di Galeri Paviliun House of Sampoerna, Surabaya, Rabu (16/10/2019). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Batik, salah satu khasanah kekayaan bangsa memang selalu memiliki kisah menarik. Baik bercerita tentang makna batik itu sendiri maupun bagi pemiliknya.

Hal itu terlihat dalam pameran bertajuk “Batik Kesayangan” yang diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober-9 November 2019 di Galeri Paviliun House of Sampoerna.

Pameran yang diselenggarakan oleh House of Sampoerna bersama Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS) ini menghadirkan 30 kolektor dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bercerita tentang makna batik bagi pemiliknya.

Pada gelaran ini tidak hanya membahas tentang teknik pembuatan dan ragam motifnya. Namun lebih mengenai sejarah dibalik kain batik sehingga menjadi harta atau kesayangan bagi pemiliknya.

Batik motif Penyoh Tang Bintang, koleksi Bupati Pamekasan, Baddaruttamam, misalnya. Kain warisan sang bunda dan digunakan sebagai selimut sewaktu masih kecil ini menggunakan pewarna alam dan diperkirakan berusia 100 tahun.

Cerita unik lainnya dari koleksi milik kolektor asal Pamekasan Lerem Pundilaras. Batik motif Merak Latar Kar Jagat ini merupakan kain peningset pemberian seorang pemuda yang melamarnya saat malam midodareni sekitar 28 tahun lalu.

Ketua KIBAS, Lintu menuturkan, sejak pertama kali bekerjasama dengan KIBAS pada tahun 2010, Galeri Paviliun House of Sampoerna juga tidak berhenti mengedukasi masyarakat luas tentang berbagai ragam dan motif batik di Jawa Timur.

Gelaran yang sekaligus menandai 10 tahun perjalanan KIBAS ini, diharapkan dapat menunjukkan nilai lebih selain nilai ekonomis dari kain batik itu sendiri. Latar belakang kepemilikan koleksi menjadi lebih berharga bagi para kolektor.

"Harapannya bahwa batik akan lebih popular dan disayangi oleh generasi jaman sekarang untuk perkembangan selanjutnya. Banyak cerita cerita lucu, mengharukan dan lainnya akan muncul pada pameran kali ini," tuturnya.

Manager House of Sampoerna, Rani Anggraini, berharap, masyarakat semakin menghargai koleksi batik yang dimiliki. Selain sebagai warisan budaya, batik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan memiliki makna lebih bagi setiap pemiliknya.

"Semoga pameran ini juga menjadi penyemangat bagi para pembatik untuk terus berinovasi dan bagi pecinta batik dapat terus ikut serta melestarikan batik sebagai warisan kain nusantara," kata Rani.

Sebagaimana diketahui, Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS) didirikan pada 2007 oleh Lintu Tulistantoro dengan nama Komunitas Batik Surabaya, disingkat menjadi KIBAS.

Pada tahun 2009 berdasarkan permintaan, masukan dari berbagai pihak dan persetujuan anggota, meminta agar KIBAS berkiprah tidak hanya di Surabaya. Namun meluas di Jawa Timur maka KIBAS berganti nama menjadi Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS).

Komunitas ini terdiri dari pecinta, kolektor, pengrajin, desainer dan masyarakat umum. KIBAS memiliki visi dan misi untuk mensosialisasikan batik Jawa Timur kepada masyarakat.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4192 seconds (0.1#10.140)