Risma Bocorkan Indikator Kota Layak Anak Surabaya di Forum UNICEF

Kamis, 17 Oktober 2019 - 16:15 WIB
Risma Bocorkan Indikator Kota Layak Anak Surabaya di Forum UNICEF
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika berada di Child Friendly Cities Summit di Kota Cologn, Jerman. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara di forum United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bertajuk Child Friendly Cities Summit di Kota Cologn, Jerman.

Risma membahas berbagai indikator menjadi Kota Layak Anak (KLA) yang telah diterapkan di Kota Surabaya. Berbagai indikator itu adalah suatu kota harus memastikan hak atas pendidikan anak-anak.

Di Kota Surabaya, pihaknya menyediakan pendidikan gratis dari taman kanak – kanak (TK) sampai sekolah menengah pertama (SMP). Selain itu, pemkot menyediakan bus sekolah untuk antar jemput mereka (para pelajar).

“Kami fasilitasi bus sekolah untuk mendukung mobilitas anak-anak dari rumah ke sekolah setiap harinya,” kata Risma melalui rilis yang diterima SINDOnews.com, Kamis (17/10/2019).

Pemkot juga memfasilitasi beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Hingga saat ini, sudah sekitar 1.600 siswa yang mendapat beasiswa itu. Mereka pun juga diberi perlengkapan sekolah gratis, seragam, buku, dan ada pula bantuan sepeda. “Kami juga rutin mengirimkan guru dan siswa ke luar negeri untuk saling bertukar pengalaman dan pelatihan,” kata dia.

Beberapa waktu lalu, pemkot memang mengirim sekelompok pemain sepak bola muda berbakat untuk berlatih di Liverpool, Inggris. Setelahnya, pemkot kembali mengirim anak-anak ABK untuk belajar mandiri di Liverpool, Inggris, tepatnya di sekolah St Vincent's School, Liverpool.

Wali Kota Risma pun menceritakan perjalanan mereka-mereka yang dikirim ke Liverpool berkat adanya sister city.

“Ini manfaatnnya sangat luar biasa. Salah satu contohnya anak ABK itu langsung bisa berjalan sendiri pakai tongkat setelah pulang dari Liverpool,” kata Risma.

Sedangkan indikator lainnya adalah bagaimana suatu daerah atau kota itu bisa menciptakan lingkungan yang mendukung. Sejalan dengan itu, salah satu dari banyak upaya yang dilakukan pemkot yakni membuat Kampung Pendidikan. Bagi dia, ini sebagai promotor Kota Layak Anak (KLA) lantaran penduduk di Surabaya juga ikut mendukung pertumbuhan anak-anak. “Bahkan, di salah satu kampung, pada jam-jam tertentu anak-anak diwajibkan untuk belajar. Mereka sepakat untuk mematikan televisi secara serentak,” kata dia.

Upaya berikutnya yakni membudayakan kembali permainan tradisional untuk anak-anak. Bagi dia, cara itu sebagai salah satu strategi mengajarkan kepada anak-anak tentang budaya lokal serta upaya mengurangi kecanduan gadget. Untuk menunjang itu pula, Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan sudah membangun 524 lapangan olahraga dan 475 taman umum di Kota Surabaya. “Semua fasilitas ini dapat diakses siapa pun dan tidak dipungut biaya sepeser pun,” ujar dia.

Sedangkan untuk memastikan nutrisi yang sehat, Pemkot Surabaya memiliki program pemberian makanan tambahan bagi balita, siswa pra sekolah, dan anak yatim atau piatu. Semua itu dilakukan setiap hari. “Agar gizi dan asupan mereka semua terjamin,” ujar dia.

Bahkan, di Surabaya juga ada gerakan 1.000 hari pertama kehidupan. Program ini berlaku khusus bagi pasangan mulai dari pra-nikah, masa kehamilan, sampai anak mereka berusia 2 tahun. “Sebab Air Susu Ibu (ASI) sangat dianjurkan. Makanya kami memastikan kesehatan ibu dan janin dengan nutrisi tambahan. Lalu peningkatan pencapaian jumlah menyusui eksklusif pun sudah terlihat,” kata Risma.

Di samping itu pula, anak-anak di Surabaya juga dilibatkan dalam menjaga lingkungan. Siswa secara aktif terlibat melalui programnya bernama eco-school dan urban farming. “Mereka diajak berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, ikut menjaga lingkungan dan juga melakukan mereka penanaman pohon,” pungkas Risma.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0161 seconds (0.1#10.140)