TESPI OM, Inovasi Alat Pendeteksi Kebuntingan Dini pada Sapi

Minggu, 20 Oktober 2019 - 13:39 WIB
TESPI OM, Inovasi Alat Pendeteksi Kebuntingan Dini pada Sapi
Mahasiswa UMSurabaya menunjukkan inovasinya berupa Alat Tesp Pack Sapi Otomatis Mikrontroller, di UMSurabaya. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Potensi Indonesia di bidang peternakan, khususnya peternakan sapi sangat besar.

Namun hampir semua peternak di Indonesia masih menggunakan cara konvensional dalam mendeteksi kebuntingan sapi yaitu palpasi rektal, yang memiliki risiko cacat baik pada anakan sapi maupun induknya.

Berawal dari kasus tersebut, mahasiswa jurusan Analis Kesehatan dan teknik yang terdiri dari Selvia Nurul Damayanti, Khusnudh Dhonni Dan Ghois Qurniawan, berinovasi membuat alat pendeteksi kebuntingan sejak dini pada sapi, benama Test Pack Sapi Otomatis Berbasis Mikrokontroller (TESPI OM).

Ghois Qurniawan mengatakan, TESPI OM merupakan terobosan inovasi yang perluditerapkan oleh peternak baik dalam skala yang besar maupun kecil. Hal inibertujuan untuk mendeteksi kebuntingan pada sapi sejak dini, meningkatkanpopulasi ternak tanpa ada risiko kecacatan pada indukan dan anakan sapi.

"Inovasi teknologi berbasis IoT ini sebagai persiapan teknologi yang perlu digunakan di tahun 2030 dalam bidang perternakan dengan meninggalkan metode konvensional," kata dia.

TESPI OM bekerja berdasarkan reaksi kimia yang terjadi pada urin sapi yang mengandung hormon esterogen dan dicampurkan dengan asam sulfat. Hasil dari reaksi kimia tersebut berupa fluorenscence dan perubahan warna yang menjadi merah muda keunguan.

Kemudian warna tersebut akan dibaca oleh mikrokontroller yang sudah diprogram sedemikian rupa sehingga dapat mengirim indikator hasil urin tersebut positif atau negatif bunting.

"Alat ini mudah digunakan, akurat dan harganya terjangkau sehingga dapat digunakan pada peternakan skala besar maupun kecil," kata dia.

Ghois menjelaskan, prosedur penggunaan alat TESPI OM diawali dengan menekan tombol “START”. Kemudian letakkan tabung reaksi yang sudah terisi urine sapi yang akan di uji ditempat yang telah di sediakan. Selanjutnya campurkan asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi dengan perbandingan 5:1.

"Tekan tombol SCAN dan Sensor cahaya akan mulai membaca hasil pada sample. Setelah itu tekan tombol RESULT. Mikrokontroller akan mengirimkan signal hasil berupa lampu hijau atau merah sebagai indikasi positif atau negatif," kata dia.

Menurut dia, setelah di uji coba, alat TESPI OM dapat mendeteksi kebuntingan dengan hasil keakurasian mencapai 90%. Perbandingan sampel urine dan reagen asam sulfat yang digunakan pada alat TESPI OM yaitu 5 : 1.

Sedangkan sampel yang digunakan pada alat TESPI OM adalah sampel urine sapibunting minimal berumur 60 hari, Karena konsentrasi hormon esterogen yang dihasilkan oleh plasenta mengalami fluktuasi secara signifikan.

"Untuk pengambilan sampel urine setiap pipet harus dicuci atau menggunakan pipet lain, karena dapat menimbulkan hasil positif palsu atau negatif palsu," kata dia.

Ivovasi Test Pack Sapi Otomatis Berbasis Mikrokontroller inipun berhasil menyebet juara 2 diajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional dengan juara 2 di Jember.

Rektor UMSurabaya, Sukadiono, memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang berprestasi. Menurut dia, mereka menjadi icon kampus sejuta inovasi karena telah terbukti menghasilkan produk inovasi dan meraih prestasi di even nasional dan Internasional.

“Inovasi adalah ruh kampus saat itu, khususnya UMSurabaya dengan tagline Kampus Sejuta Inovasi. Mahasiswa harus mau berinovasi, dan sekarang kita sudah melihat sendiri bahwa mahasisawa UMSurabaya adalah inovator yang mampu berprestasi," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2459 seconds (0.1#10.140)