Di Tengah Kejutan Pasokan AS, Harga Minyak Dunia Tergelincir

Rabu, 19 September 2018 - 10:43 WIB
Di Tengah Kejutan Pasokan AS, Harga Minyak Dunia Tergelincir
Harga minyak dunia berbalik menyusut pada perdagangan, Rabu (19/9/2018) untuk menarik kembali keuntungan di hari sebelumnya saat persediaan AS jadi kejutan. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Harga minyak dunia berbalik menyusut pada perdagangan, Rabu (19/9/2018), ketika adanya kejutan dari pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Dilansir Reuters, hari ini tercatat harga minyak mentah berjangka Brent telah jatuh sebesar 22 sen yang setara 0,28% ke level USD78,81 per barel setelah Selasa, kemarin mencetak kenaikan 1,26%.

Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) jatuh 0,20% atau 14 sen menjadi USD69,71 per barel.

Terpantau persediaan minyak mentah AS naik 1,2 juta barel menjadi 397,1 juta dalam seminggu hingga 14 September. Hal ini berdasarkan data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API).

Sementara itu, angka tersebut menurun apabila dibandingkan dengan ekspektasi analis sebelumnya yakni mencapai 2,7 juta barel.

Persediaan bahan bakar distilat, yang termasuk minyak diesel dan pemanas, naik 1,5 juta barel seperti ditunjukkan data API. Sedangkan prediksi analis mengalami kenaikan sebesar 651.000 barel.

"Harga minyak mentah AS meningkat dan untuk sementara menarik perhatian para pelaku pasar," ujar Kepala Peneliti Komoditas Shengda Futures Chen Kai.

Di sisi lain, para menteri dari negara-negara OPEC dan produsen non-OPEC akan bertemu pada akhir pekan ini, untuk membahas kepatuhan terkait kebijakan pengurangan produksi.

Sumber OPEC mengatakan kepada Reuters, bahwa tidak ada tindakan baru yang direncanakan, dan para produsen akan mendiskusikan bagaimana membagi peningkatan output yang disepakati sebelumnya.

OPEC dengan sekelompok produsen non-OPEC yang mencakup Rusia, mulai menahan pasokan minyak pada tahun 2017, untuk mengakhiri kelebihan global dan menaikkan harga minyak.

Dilaporkan Bloomberg pada hari Selasa, mengutip sumber Saudi yang tidak disebutkan namanya, bahwa kerajaan saat ini merasa nyaman dengan harga di atas USD80 per barel, setidaknya untuk jangka pendek.

Arab Saudi sendiri diterangkan tidak memiliki keinginan untuk mendorong harga lebih tinggi dari USD80, bukan tidak mungkin mereka akan menghindarinya. Sanksi AS yang mempengaruhi sektor perminyakan Iran yang akan mulai berlaku mulai 4 November.

Di tempat lain, eskalasi terbaru dalam perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China memicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7738 seconds (0.1#10.140)