Wilayah Jatim Jadi Incaran Polisi untuk Berdinas

Rabu, 23 Oktober 2019 - 09:04 WIB
Wilayah Jatim Jadi Incaran Polisi untuk Berdinas
Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Jatim, Kombes Pol Nazirwan Adji Wibowo. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Provinsi Jawa Timur (Jatim) rupanya menjadi incaran polisi untuk berdinas. Ini tak lepas dari segala fasilitas dan posisi strategis yang dimiliki provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa ini.

Meski begitu, Jatim menyimpan tantangan yang cukup besar. Hal itu disampaikan Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Jatim, Kombes Pol Nazirwan Adji Wibowo di Mapolda Jatim, Selasa (22/10/2019).

Menurut dia, Jatim ini cukup luas dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan bermacam-macam.

Selain itu, masalah yang muncul juga beragam, sehingga perlu polisi yang kuat dengan mengedepankan tiga prinsip, yakni peka, responsif, dan komunikatif.

"Banyak sekali polisi yang ingin dinas di Jatim. Semua ada di Jatim. Mau apa saja ada, maka ini menjadi tantangan bagi kami, karena tidak semua bisa masuk di Jatim. Yang terpenting adalah saat menjadi polisi harus amanah atas tugas dan tanggung jawab jabatan juga. Jika tidak maka tentunya akan sulit dapat menjalankan tugas dengan baik," kata dia.

Perwira menengah dengan pangkat tiga melati ini mengatakan, tantangan di Jatim cukup besar. Dirinya pernah tugas di Banten namun tidak terlalu sulit. Di Yogyakarta juga pernah dan masalahnya cukup kompleks. Namun dibandingkan dengan Jatim sangat berbeda. Dengan jumlah penduduk hampir 40 juta dan sangat luas, tentu sangat banyak persoalan yang harus dihadapi.

"Namun dari komposisi jumlah personel anggota Polri di Jatim yang hampir 30.000, saya kira cukup untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," kata dia.

Menghitung jumlah personel, lanjut dia, tidak bisa dibandingkan dengan jumlah penduduk maupun luasan wilayah. Sebab, masing-masing daerah memiliki tingkat kerawanan keamanan yang berbeda-beda.

Hal mendasar yang meyakinkannya, karena kondisi Jatim yang cukup kondusif. "Komposisi satu polisi dengan sekian jumlah masyarakat itu tidak bisa berbanding lurus dengan tingkat keamanan. Dengan kondusifitas wilayah Jatim saat ini, maka jumlah yang ada saat ini sudah cukup ideal," kata dia.

Di sisi lain, Alumni Akpol tahun 1994 ini memiliki pandangan berbeda terkait rekrutmen yang dilakukan Mabes Polri. Secara pribadi, dirinya menilai proses seleksi penerimaan anggota polisi ini terlalu lama. Bahkan prosesnya terlama di dunia. Hal ini juga pernah dia sampaikan di Mabes Polri. Bayangkan, penerimaan anggota dimulai sejak Maret namun hingga Agustus belum kelar. Penerimaan Taruna Akpol, Bintara dan Tamtama juga dilakukan bersamaan.

"Sehingga menjadikan proses terlalu panjang. Kasihan peserta juga nasibnya terombang ambing berbulan-bulan. Namun, kami tetap berupaya menjalankan proses seleksi secara profesional. Semua kebijakan dari pusat, sehingga kami tetap memberikan yang terbaik sesuai prosedur," pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6961 seconds (0.1#10.140)