Cicipi Sirup Semprotan, 8 Bocah TK Tulungagung Diduga Keracunan
A
A
A
TULUNGAGUNG - Minuman sirup berkemasan botol spryer (semprotan) diduga meracuni delapan siswa taman kanak-kanak RA Wathoniyah, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung.
Usai mencicipi minuman yang dibeli dari pedagang keliling di depan sekolah, delapan bocah itu merasakan mual, pusing dan muntah muntah. Karena kondisinya dianggap mengkhawatirkan pihak sekolah membawa dua bocah di antaranya ke puskesmas setempat.
"Sebenarnya kondisinya (dua bocah) sudah membaik. Namun kami masih membuthkan observasi," ujar dokter jaga Puskesmas Tunggangri, Gendut Sutanto kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Insiden dugaan keracunan itu terjadi pada jam istirahat dan berlangsung cepat. Begitu mencicipi minuman yang cara minumnya dengan disemprotkan itu, gejala keracunan langsung muncul. Gendut mengaku belum bisa memastikan kandungan apa yang berada di dalam minuman.
Untuk memastikan itu pihaknya sudah mengirim sampel minuman ke laboratorium Surabaya. Sebagai pengobatan, pihak puskesmas sudah memberikan obat natrium bikarbonat kepada para siswa.
"Ada satu siswa yang karena kondisi kesehatannya sebelum kejadian sudah turun, sehingga dampak keracunannya lebih parah dibanding yang lain," terang Gendut.
Menurut Muhimmatun, salah seorang guru TK RA Wathoniyah, siswa yang membeli minuman berbotol model spryer itu diduga lumayan banyak. Namun tidak semuanya langsung meminum, melainkan membawanya pulang.
Saat mengetahui ada delapan siswa mengalami gejala keracunan, para guru langsung mengambil langkah pertama, yakni di antaranya memberi air degan dan air putih banyak banyak. Pihak sekolah juga langsung memberitahu para orang tua agar anaknya tidak melanjutkan mengkonsumsi minuman yang diduga sebagai penyebab keracunan itu.
"Yang enam kondisinya membaik. Dan yang dua siswa karena dianggap mengkhawatirkan, kami langsung membawa ke puskesmas," kata Muhimmatun.
Usai mencicipi minuman yang dibeli dari pedagang keliling di depan sekolah, delapan bocah itu merasakan mual, pusing dan muntah muntah. Karena kondisinya dianggap mengkhawatirkan pihak sekolah membawa dua bocah di antaranya ke puskesmas setempat.
"Sebenarnya kondisinya (dua bocah) sudah membaik. Namun kami masih membuthkan observasi," ujar dokter jaga Puskesmas Tunggangri, Gendut Sutanto kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Insiden dugaan keracunan itu terjadi pada jam istirahat dan berlangsung cepat. Begitu mencicipi minuman yang cara minumnya dengan disemprotkan itu, gejala keracunan langsung muncul. Gendut mengaku belum bisa memastikan kandungan apa yang berada di dalam minuman.
Untuk memastikan itu pihaknya sudah mengirim sampel minuman ke laboratorium Surabaya. Sebagai pengobatan, pihak puskesmas sudah memberikan obat natrium bikarbonat kepada para siswa.
"Ada satu siswa yang karena kondisi kesehatannya sebelum kejadian sudah turun, sehingga dampak keracunannya lebih parah dibanding yang lain," terang Gendut.
Menurut Muhimmatun, salah seorang guru TK RA Wathoniyah, siswa yang membeli minuman berbotol model spryer itu diduga lumayan banyak. Namun tidak semuanya langsung meminum, melainkan membawanya pulang.
Saat mengetahui ada delapan siswa mengalami gejala keracunan, para guru langsung mengambil langkah pertama, yakni di antaranya memberi air degan dan air putih banyak banyak. Pihak sekolah juga langsung memberitahu para orang tua agar anaknya tidak melanjutkan mengkonsumsi minuman yang diduga sebagai penyebab keracunan itu.
"Yang enam kondisinya membaik. Dan yang dua siswa karena dianggap mengkhawatirkan, kami langsung membawa ke puskesmas," kata Muhimmatun.
(eyt)