3 Bulan, 8 Bocah Blitar Tewas Akibat Demam Berdarah Dengeue

Kamis, 24 Oktober 2019 - 17:26 WIB
3 Bulan, 8 Bocah Blitar Tewas Akibat Demam Berdarah Dengeue
Demam Berdarah Dengeue (DBD) masih menjadi momok mematikan. Foto/Ilustrasi
A A A
BLITAR - Hanya dalam kurun waktu Januari-Maret 2019, keganasan gigitan nyamuk aedes aegyptie telah merenggut nyawa delapan anak di wilayah Kabupaten Blitar.

Dan terhitung sampai akhir September 2019 jumlah penderita demam berdarah dengeue (DBD) di Kabupaten Blitar mencapai 634 orang.

"Delapan anak yang meninggal dunia itu terjadi pada puncak DBD, yakni Januari sampai Maret 2019," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti kepada wartawan.

Delapan anak yang tewas akibat DBD itu rata rata berusia 5-15 tahun. Kasus kematian yang terjadi diduga akibat telat mendapat penanganan, yakni keluarga baru membawa ke rumah sakit setelah kondisinya parah. Secara akumulatif, angka kasus DBD yang terjadi di Kabupaten bersifat fluktuatif.

Pada tahun 2015 tercatat ada sebanyak 356 kasus. Kemudian pada tahun 2016 turun menjadi 308 kasus, selama tahun 2017 turun lagi menjadi 84 kasus, tahun 2018 melonjak menjadi 534 kasus dan baru sembilan bulan (Januari-September) di tahun 2019 sudah mencapai 634 kasus.

Menurut Krisna Yekti, saat ini pihaknya kembali menggencarkan himbauan pemberantasan jentik nyamuk. Petugas telah melakukan sosialisasi ke masyarakat, baik itu melalui lembaga maupun datang langsung ke rumah warga. Penekanan tetap pada kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Hal itu mengingat bulan depan (November) hujan diprediksikan bakal turun. Dari kasus yang terjadi, turunnya hujan biasanya diiringi dengan meningkatnya kasus DBD. "Kita berusaha mengantisipasi sejak dini untuk menekan kasus DBD semaksimal mungkin," terangnya.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib berharap upaya pencegahan dan pemberantasan kasus DBD di Kabupaten Blitar untuk terus ditingkatkan. Munib meminta sosialisasi pencegahan dan fogging lebih diperluas hingga tingkat RW dan RT.

"Kami berharap intensitas sosialisasi dan fogging kepada masyarakat tingkat bawah terus dimaksimalkan," ujarnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.3958 seconds (0.1#10.140)