Ada Pembawa Difteri, Dinkes Kota Malang Tingkatkan Kewaspadaan

Kamis, 24 Oktober 2019 - 19:29 WIB
Ada Pembawa Difteri, Dinkes Kota Malang Tingkatkan Kewaspadaan
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, diliburkan karena ditemukan siswa yang menjadi pembawa (carier) difteri. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Langkah kewaspadaan dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, setelah menerima laporan adanya pelajar yang menjadi pembawa atau carier kuman difteri.

Carier atau pembawa kuman difteri ini, ditemukan pada pelajar di dua sekolah, yakni Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, dan SMA Negeri 7 Kota Malang.

Kepala MIN 1 Kota Malang, Suyanto mengatakan, awalnya kasus ini diketahui saat ada siswa yang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit. Gejalanya mirip dengan difteri, sehingga dilaporkan ke Dinkes Kota Malang, dan dilanjutkan ke sekolah untuk melakukan upaya deteksi dini dan pencegahan penularan.

"Karena ada orang tua yang kawatir, akhirnya dilakukan swab tenggorokan untuk memastikan ada yang ikut terkontaminasi atau tidak. Hasilnya, ditemukan 212 siswa dan 15 guru yang carier atau pembawa difteri," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, karena proses swab tenggorokan membutuhkan waktu yang lama, maka sekolah diputuskan untuk diliburkan sejak Rabu (23/10/2019), dan baru aktif kembali pada Senin (28/10/2019).

Selama diliburkan, para siswa akan menjalani swab tenggorokan untuk memastikan keberadaan kuman difteri tersebut. Selain itu, sekolah juga didisinfektan untuk membersihkan dari kuman difteri. Mengantisipasi adanya penularan, para siswa dan guru juga diwajibkan menggunakan masker.

Ada Pembawa Difteri, Dinkes Kota Malang Tingkatkan Kewaspadaan


Sementara, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, kasus di MIN 1 Kota Malang, dan SMA Negeri 7 Kota Malang, diketahui pada pekan lalu.

"Sifatnya masih carier atau pembawa, belum ada yang positif difteri. Ketahuannya, saat ada yang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit, gejalanya mirip difteri, lalu kami datangi sekolahnya untuk dilakukan pemeriksaan," tuturnya.

Dia menjelaskan, pembawa atau carier difteri ini diketahui dari hasil swab tenggorokan. Di mana, di tenggorokan tersebut ditemukan adanya kuman difteri. Apabila sudah ditemukan sebagai pembawa difteri, maka dilakukan pengobatan secara rutin agar tidak sampai menjangkiti seluruh tubuh.

"Apabila tidak segera diobati, dan sistem kekebalan tubuhnya lemah. Maka kuman difteri ini bisa menyebar ke seluruh selaput di organ tubuh, seperti jantung, hingga kulit, sehingga dibutuhkan pengobatan lanjutan," terangnya.

Husnul menjelaskan, seseorang bisa dinyatakan positif menderita difteri, setelah melakukan serangkaian uji klinis yang dilakukan oleh tim ahli klinis yang ada di Rumah Sakit Syaiful Anwat (RSSA) Malang.

Dia menyebutkan, dari hasil penanganan medis yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, sudah menunjukkan hasil yang baik. Para siswa dan guru di SMA Negeri 7 Kota Malang, sudah mulai bisa beraktivitas secara normal, tentunya tetap harus mengenakan alat perlindungan diri berupa masker.

Pada awal temuan, di SMA Negeri 7 Kota Malang, diketahui ada tiga siswa yang menjadi pembawa atau carier difteri. Lalu dilakukan swab tenggorokan, dan ditemukan 42 siswa dan 20 guru yang statusnya carier difteri.

"Mereka semuanya sudah dilakukan pengobatan intensif. Baik yang ada di MIN 1 Kota Malang, maupun di SMA Negeri 7 Kota Malang. Hasilnya sudah membaik semuanya, dan mereka kondisinya sangat sehat," terang Husnul.

Tim medis di setiap Puskesmas di Kota Malang, juga telah turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, dan memberikan pemahaman kepada siswa serta para guru.

Upaya pencegahan lainnya juga telah dilakukan melalui kegiatan imunisasi berkala. "Ada tujuh kali imunisasi yang harus dilakukan setiap orang, agar bisa kebal dari serangan difteri. Yakni pada masa bayi, sebanyak tiga kali, saat dudu di bangku sekolah dasar sebanyak tiga kali, dan satu kali saat remaja atau duduk di bangku SMP dan SMA," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0101 seconds (0.1#10.140)