Festival Ulun Danu Beratan Pamerkan Wayang Emas Majapahit

Jum'at, 25 Oktober 2019 - 09:04 WIB
Festival Ulun Danu Beratan Pamerkan Wayang Emas Majapahit
Festival Ulun Danu Beratan 2019 mementaskan Wayang Emas Majapahit dan Topeng Gajah Mada dan diklaim sebagai yang pertama di dunia. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Festival Ulun Danu Beratan kembali digelar. Kali ini merupakan pelaksanaan yang kelima kalinya dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2019 ini, pagelaran tersebut menonjolkan pementasan Wayang Emas Majapahit dan Topeng Gajah Mada yang disebut-sebut sebagai ajang pementasan pertama di dunia.

“Pentas kolosal ini dilakukan dengan tujuan menebar vibrasi perdamaian Nusantara untuk kerahayuan bumi. Selain itu, pementasan ini dijadikan sebagai bentuk kepedulian terhadap Tanah Air dan leluhur kita, maka kita hadirkan sesuatu yang sakral khususnya Majapahit yang dahulu pernah mensejahkterakan Indonesia, mudah-mudahan saja bisa memberikan makna luar biasa khususnya bagi masyarakat Tabanan Bali dan Indonesia," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.

Pementasan yang digelar di DTW Ulun Danu Beratan ini lantaran tempat tersebut diyakini sebagai cakra buana atau inti bumi. “Sebenarnya tarian ini tidak boleh dibawakan sembarangan, akan tetapi karena ini adalah kawasan pura dan di samping itu kami mengharapkan vibrasi yang baik, jadi kamia bersyukur bisa diizinkan," kata dia.

Acara pembukaan dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakili Tenaga Ahli Bidang Pemasaran dan Kerjasama I Gede Pitana, Anggota DPR dari PDIP I Made Urip, Gubernur Bali yang diwakili Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan jajaran OPD lainnya.

Sementara itu, Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika mengungkap tema Tri Semaya, Atita, Nagata, Wartamana yang memiliki arti membangun keharmonisan masa lalu, masa kini dan masa depan.

Pementasan Wayang Emas Majapahit dan Topeng Gajah Mada merupakan hasil kerjasama antara DTW Ulun Danu dengan Griya Peling yang berada di Banjar Padangtegal Kaja, Desa Pakraman Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar.

Selain disajikan kolosal, Wayang Emas dan Topeng Gajah Mada kental dengan nuansa sakral. Keduanya kini menjadi artefak dari masa pemerintahan Majapahit (1293-1478). Disimpan di Griya Peling, Wayang Emas memang memiliki kekuatan mistis.

Pemiliknya yang masih punya darah Majapahit dari Gowa, Sulawesi Selatan, diberi wangsit untuk menyerahkan Wayang Emas itu kepada Semeton Griya Peling. Saat itu ada 25 Wayang Emas milik Kerajaan Majapahit yang diserahkan. Setahun berikutnya, keturunan Majapahit dari Gowa itu datang lagi dengan membawa 15 Wayang Emas. Hingga sampai pada 2013, jumlah Wayang Emas warisan Majapahit yang terkumpul di Griya Peling menjadi 100 buah.

“DTW Ulun Danu melalui Festival Ulun Danu kelima ini menjadi hal yang spesial karena mendapat kesempatan untuk mementaskan tarian kolosal tersebut dengan tujuan untuk membangun keseimbangan alam dan manusia dengan konsep skala niskala sehingga bisa membangkitkan masa persatuan dan perdamaian dengan kebesaran majapahit dan sumpah palapa gajah mada," kata dia Mustika.

Pementasan Wayang Emas Majapahit dan Topeng Gajah Mada saat pembukaan Festival Ulun Danu Beratan di DTW Ulun Danu, Kabupaten Tabanan, Bali.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8340 seconds (0.1#10.140)