Misteri Banjir Lahar Dingin Timbun Situs Peninggalan Majapahit di Kumitir

Jum'at, 25 Oktober 2019 - 15:55 WIB
Misteri Banjir Lahar Dingin Timbun Situs Peninggalan Majapahit di Kumitir
Foto drone BPBC Jatim di situs Kumitir peninggalan Majapahit.Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Rentetan bencana alam diyakini menjadi salah satu faktor hancurnya pelbagai peninggalan kerajaan Majapahit. Kerajaan hindu-budha terbesar di Asia Tenggara itu luluh lantak dan kini hanya puing saja.

Konon, bencana alam berupa gempa bumi serta letusan gunung api, membuat bangunan utama kerajaan Majapahit hancur dan nyaris tak tersisa. Dasyatnya bencana alam itu, hingga membuat sejumlah arkeolog kesulitan dalam menentukan denah serta bangunan utama kerajaan yang pernah menyatukan nusantara pada abad ke 12 masehi.

Fakta adanya letusan gunung berapi dan banjir lahar dingin dasyat pada masa kerajaan Majapahit, salah satunya diketahui saat tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) melakukan ekskavasi situs di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto. Di lokasi ini, struktur bata kuno sepanjang 27 meter yang ditemukan, terpendam di kedalaman sekitar 1,5 meter.

"Jika benar ini talut, atau tembok penahan tanah sebuah bangunan artinya, tanah asli berada jauh di bawah. Namun kami belum menemukan adanya strutur tangga. Kalau nantinya ditemukan, artinya ini benar talut dan tanah dasar ya di tangga paling bawah itu," ujar arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, Jumat (25/10/2019).

Ada dua struktur tanah yang dijumpai tim penggali dalam proses ekskavasi situs Kumitir ini. Yakni material tanah biasa di lapisan paling atas, serta material tanah bekas banjir lahar dingin akibat letusan gunung berapi. Itu diindikasi dari lapisan serat yang berisi kerikil sampai kerakal bongkah yang ditemukan tim penggali dalam ekskavasi yang berlangsung sejak Senin (21/10) lalu.

"Lapisan tanah bekas banjir lahar dingin itu sampai pada kedalaman 70 cm. Jadi kelihatannya memang dahulu pernah terjadi bencana banjir lahar dingin akibat letusan gunung berapi yang menutupi area ini," jelasnya.

Beberapa ahli geologi , kata Wicak, pernah menuliskan artikel terkait dengan bencana alam yang melanda situs Majapahit. Salah satunya, doktor Amin Widodo, geolog dari ITS. Serta Supratikno, geolog UGM yang menjelaskan letak situs Majapahit di Trowulan berada di kipas aluvial pegunungan Welirang. Sehingga berpotensi tinggi terkenda dampak letusan gunung Welirang serta banjir lahar dingin.

"Diduga Welirang dulu pernah meletus begitu hebat, sehingga menimbun situs Majapahit di Trowulan. Sebenarnya, ada tiga pegunungan yang mengelilingi, yakni Welirang, Arjuno serta Anjasmoro. Tapi yang paling dekat Welirang. Kaki gunung atau lerengnya dari Mojokerto hingga Jombang," terang Wicak.

Bencana dahsyat gunung meletus pada masa kerajaan Majapahit juga tertulis dalam serat pararaton. Kendati tidak disebutkan secara eksplisit. Bab 12 tertulis peristiwa gunung meletus di dalam minggu Julung-pujut pada tahun tindakan-kitab-suci-sifat-orang, atau tahun 1343 saka.

Lalu terjadi peristiwa masa kekurangan makan yang sangat lama pada tahun ular-lama-menggigit-orang atau tahun 1348 saka. Bab ini saat Sri Ratu Batara Istri (Dewi Suhita) memimpin kerajaan (Komandoko : 2008).
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4108 seconds (0.1#10.140)