Jelang Sumpah Pemuda, Merah Putih Selimuti Tugu Pahlawan

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 14:15 WIB
Jelang Sumpah Pemuda, Merah Putih Selimuti Tugu Pahlawan
Bendera Merah-putih raksasa menyelimuti area Tugu Pahlawan menjelang perayaan Hari Sumpah Pemuda. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Jelang peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kota Pahlawan, para pelajar membentangkan bendera merah putih menyelimuti area Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10/2019).

(Baca juga: Publik Figur yang Diduga Terlibat Prostitusi di Batu Berinisial PA )

Ada ribuan pelajar yang terlibat dalam membentangkan bendera merah putih dalam tajuk "Sumpah Merah Putih" dengan bendera merah putih sepanjang dua ribu meter.

Acara dimulai dengan penampilan seni dari karawitan Sanggar Baladewa, SLB YPAB Tegalsari dan panduan suara SMPN 6 Surabaya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan prosesi mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan dilanjutkan pembacaan narasi sosiodrama Merah Putih oleh siswa istimewa bernama Tegar.

Saat itu, ada pula pembacaan sumpah palapa Gajah Mada dan pembacaan Sumpah Pemuda dengan diiringi lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Ada pula pembacaan teks proklamasi dan disambung pembacaan narasi Indonesia Bahagia oleh salah satu siswa istimewa yaitu Syirin, dimana semua peserta akan bergandengan tangan membentuk formasi lingkaran di tengah lapangan Tugu Pahlawan sambil menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

Risma menuturkan, sebelum 28 Oktober atau Hari Sumpah Pemuda dan sebelum Hari Pahlawan, dia ingin membuat sesuatu yang menyatukan anak-anak Surabaya dengan berbagai latar belakangnya. Harapannya, mereka nantinya bisa berjuang untuk bangsa dan negaranya dengan mencintai simbol-simbol negara.

"Akhirnya, dibuatlah acara ini. Awalnya, saya minta membentangkan bendera merah putih hingga mencetak rekor muri, tapi ternyata setelah dicek, rekor murinya 8 kilometer. Kalau sampai 8 kilometer pasti menutup jalan semuanya ini. Mungkin nantilah buat itu di pantai, tidak di sini," kata Risma.

Jelang Sumpah Pemuda, Merah Putih Selimuti Tugu Pahlawan


Ia melanjutkan, Bendera Merah Putih itu merupakan simbol pemersatu bangsa Indonesia. Dengan alat pemersatu itu, maka diharapkan bisa maju bersama-sama. Oleh karena itu, dia juga berpesan kepada para pelajar itu dan warga Kota Surabaya untuk selalu menghormati bendera merah putih.

"Kalau kita tidak menghormati ya orang lain mungkin tidak akan menghormati kita juga, karena kita tidak mengakui alat pemersatu itu," ucapnya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan bahwa yang paling penting untuk ditanamkan dalam diri anak-anak itu adalah kecintaannya kepada negeri dan bangsa ini. Jika mereka sudah memiliki rasa cinta terhadap negaranya, maka dia tidak akan tega mengkhianati dan menyakiti negara dan bangsanya sendiri. Bahkan, dia tidak akan mengambil yang bukan haknya, karena dia sudah cinta kepada negaranya sendiri.

"Ternyata betul, ketika saya di Korea, yang diajarkan pertama kali kepada anak-anak dan yang paling utama adalah cinta negaranya, jadi acara ini sangat cocok untuk mengajarkan cinta negara itu," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menambahkan, acara ini pertama kali digelar oleh Pemkot Surabaya. Karenanya, dia berkomitmen untuk menggelar acara serupa di tahun-tahun berikutnya demi menanamkan rasa cinta kepada negara dan bangsa Indonesia. "Melihat antusiasme para pelajar, kami berusaha tahun depan akan digelar kembali," kata Antiek.

Ia juga memastikan bahwa peserta yang ikut dalam pagelaran itu sebanyak 3.500 peserta, baik dari pelajar SMP maupun dari berbagai komunitas yang berasal dari berbagai daerah di pelosok negeri ini, seperti dari Nias, Maluku dan berbagai daerah lainnya yang tinggi di Surabaya atau yang sekadar kuliah di Surabaya.

"Total peserta 3.500 yang didukung pula oleh sembilan komunitas yang tinggal atau kuliah di Surabaya," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0253 seconds (0.1#10.140)