Sate ‘Laler’ Kambing Muda di Gresik yang Menggoda Selera

Minggu, 27 Oktober 2019 - 09:45 WIB
Sate ‘Laler’ Kambing Muda di Gresik yang Menggoda Selera
Salah satu pilihan kuliner di Gresik adalah sate laler, sate kambing muda yang patut untuk dicoba.Foto/SINDONews/Ashadi Iksan
A A A
GRESIK - Gresik tidak hanya dikenal sebagai kota seribu wali. Gresik juga dikenal dengan kulinernya. Ada banyak makanan khas yang diproduksi hanya di Kota Santri. Salah satunya makanan dari daging kambing yang dibakar, sate.

Meski sama-sama bernama sate. Namun, ada perbedaan signifikan. Satenya bernama sate laler, terbuat dari daging kambing muda. Hanya saja, irisan dagingnya kecil-kecil. Saat ditusuk dengan sajen bambu, seperti laler atau lalat yang menempel di bambu.

“Karena bentuknya kecil seperti laler nempel di bambu, maka disebut sate laler,” kata Ahmad Ridoi Mangkubuwono (33) salah satu pedagang sate laler yang jualan di pertigaan Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik.

Meski irisan dagingnya kecil, rasanya tidak kalah dengan sate kambing kebanyakan. Sebab, daging yang dipakai sate, merupakan kambing pilihan. Tidak asal memilih kambing. Namun, seolah ada aturan yang tidak tertulis bagi penjual sate laler. Sehingga, para penjual seolah sudah hafal.

Dengan hanya melihat kambing yang bakal dibeli, sudah tahu daging kambing yang enak untuk sate laler. Biasanya, kambingnya berusia antara lima bulan hingga setahun. Itupun, harus kambing jantan. Berat badannya juga tidak boleh kegemukan dan kekurusan. Dan, kambingnya enak dipandang.

“Kambing model itu, dagingnya rasanya empuk dan tidak keras. Namun, rasa gurihnya khas. Paling penting lagi, tidak bau kambing. Sehingga, para pembeli seolah-olah makan sate daging sapi, tapi dengan rasa kambing,” beber Ahmad Ridoi Mangkubuwono dengan senyum khasnya.

Menu yang dijual juga tidak neko-neko. Biasanya dengan menu khas penjual sate kebanyakan. Bumbunya kacang, kecap dan irisan bawang. Tentunya dengan menu utama; sate, gule kambing dan tape jeroan. Menu tape jeroan ini yang biasanya dicari para pembeli. Dengan dimasak oseng-oseng sedikit rasa asem. Sehingga, rasanya pas di lidah.

Selain itu, penjual sate laler ini menjual menjual menu tambahan. Menu yang khusus bagi kaum laki-laki. Menu itu diberi nama asinan. Kabarnya, dengan memakan menu asinan, maka dapat menumbuhkan hormon fitalitas.

“Bila ada orang yang semakin berumur, semakin menghindari makanan sate kambing. Saya sebaliknya, kalau badan saya terasa sakit semua atau lemas, maka saya konsumsi sate laler. Dan, Alhamdulillah sembuh,” cerita KH Thoyyib, Rois Suriyah MWC NU Kecamatan Dukun, Gresik pada suatu kesempatan bincang santai.

Tidak sulit mencari penjual sate laler di Gresik Utara. Khusus sate laler, biasanya penjualnya mulai buka dagangan sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka dapat ditemuai dengan ciri khas, depan lapaknya ada nyala obor kecil.

Dan, mereka dapat ditemui mulai di Kecamatan Bungah, tepatnya depan mapolsek. Ke Utara lagi di Alun-alun Sidayu. Di Alun-alun Sidayu inilah langganan para pejabat Gresik, mulai dari bupati hingga Satpol PP.

Kemudian di pertigaan Golokan, tempat Ahmad Ridoi Mangkubuwono jualan. Ke Utara lagi ada di salah satu bengkel mobil sisi kanan jalan Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu. Kemudian ada di sepanjang Jalan Banyuurip Ujungpangkah, di dekat Pantai Delegan. Bahkan, tidak sedikit yang jualan di Kecamatan Paciran.

“Menariknya, mereka para penjual, rata-rata masih kerabat dari keluarga di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik. Kalaupun tidak kerabat, mantan pegawai yang ingin melepas diri dengan membuka usaha sendiri,” kata Muhammad Ghofur (36) warga Lowayu.

Tidak perlu khawatirt. Bagi pembeli yang tidak sempat keluar malam hari, bias mencari penjual sate kambing muda di siang hari. Hanya saja, jumlah terbatas. Paling hanya di Desa Banyu Tengah, Kecamatan Panceng atau dikenal dengan sebutan sate Betengah. Ada juga Sate Lowayu di samping gapuro desa di Kecamatan Dukun.

Terkait harga, para pembeli tidak perlu khawatir. Dijamin murah meriah; harga wartegak rasa restoran. Sepiring dibandrol dengan Rp20.000. Itupun untuk sate laler sepiring isi 20 tusuk sate. Sedangkan, untuk penjual sate kambing muda siang hari membandrol Rp25.000 dengan 10 tusuk sepiring.

“Biasanya saya sama istri saya, untuk sate laler menu lengkap. Ada sate dua piring, nasi, gule satu mangkok dan tape jeroan, paling maksimal Rp75.000,” aku Khoirul Bashori (41) warga Jalan Yaqut Raya Perumahan Pondok Permata Suci (PPS) Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1332 seconds (0.1#10.140)