Gus Hans Apresiasi Surabaya Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Senin, 28 Oktober 2019 - 20:42 WIB
Gus Hans Apresiasi Surabaya Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Presiden Football for Peace Interfaith Indonesia, Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Presiden Football for Peace Interfaith Indonesia, Zahrul Azhar Asumta yang akrab disapa Gus Hans mengapresiasi Kota Surabaya, jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Kandidat calon Wali Kota Surabaya ini menegaskan, bahwa hal itu linier dengan apa yang ia pikirkan selama ini. "Ini makin linier dengan apa yang saya pikirkan bagaimana caranya Surabaya bisa menjadi kota Football Friendly," katanya dalam bincang santai di Rumah Makan Bebek Harissa Merr, Surabaya, Senin (28/10/2019).

Football Friendly ini, kata dia, mulai dari masyarakatnya, infrastrukturnya dan regulasinya bisa mendorong agar kepres presiden tentang persebakbolaan bisa semakin disupport oleh pemerintah-pemerintah daerah.

"Kan ada kepres tentang peningkatan kapastitas sepakbola di Indonesia. Nah harapan saya ini bisa menjadi momentum yang baik untuk bisa meningkatkan proses mengarah kesana," ujarnya.

Di sisi lain Gus Hans menyayangkan, sepak bola saat ini masih mendahulukan nilai industrialisasi daripada pembangunan karakter dan nilai-nilai didalamnya.

Presiden Football for Peace Interfaith Indonesia berpendapat, tujuan sepakbola tanah air harus diperbaiki lagi supaya sepak bola benar-benar menjadi media yang tepat untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

"Khawatirnya adalah seperti yang terjadi sekarang ini. Jadi kita lebih mengejar pada prestasi, mengejar banyaknya gol dari pada veliu yang kita dapatkan dalam membentuk karakter masyarakat," tuturnya.

Wakil Ketua DPD Golkar Provinsi Jatim ini mengaku, tekadnya membangun Football for Peace Interfaith Indonesia adalah semata-mata ingin menjadikan sepakbola sebagai media untuk membangun karakter masyarakat terutama anak-anak muda.

Dengan sepakbola, kata Gus hans, orang-orang akan bisa dan terbiasa berbagi kepada orang lain. Generasi muda menjadi orang yang mampu dan mau untuk berbagi kepada yang lain bukan berebut menjadi pimpinan bahkan sikut-sikutan di antara teman-teman yang lain.

"Nah nilai kompetitif ini ternyata dimaknai berkompetisi dengan kanan-kirinya sendiri. Padahal yang namanya kompetitif ini artinya kepada pihak-pihak lain. Bagaimana caranya kita bisa hidup berdampingan dengan yang lain, respek pada yang lain," lanjutnya.

Fungsi-fungsi yang ada dalam permainan sepakbola seperti fungsi back, striker, penyerang kanan dan kiri dan fungsi kiper atau penjaga gawang, menurut Gus hans bisa menjadi wadah menuju nilai kompetitif.

"Kemampuan diri untuk bisa membagi dirinya ini menjadi hal yang baik dalam membangun sebuah bangsa dan pemerintahan. Nah ini yang menjadi bagian dari semangat saya untuk membagun karakter anak-anak muda Surabaya melalui sepak bola," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2915 seconds (0.1#10.140)