Mahasiswa Fakultas Hukum Ubaya Juarai Kompetisi Debat Nasional

Rabu, 30 Oktober 2019 - 19:11 WIB
Mahasiswa Fakultas Hukum Ubaya Juarai Kompetisi Debat Nasional
Kelompok Studi Mahasiswa Debate and Moot Court (KSM DEMO) FH Ubaya, Ditta Rizqi Cahyani, Debora Veronica Br. Manik, dan Hudson Charitos. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Prestasi membanggakan diukir mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surabaya (FH Ubaya), dengan meraih juara ketiga Kompetisi Debat Nasional Gebyar Konstitusi VI 2019.

Salah satu diantara mereka, Debora Veronica Br. Manik, berhasil memperoleh gelar sebagai Best Speaker Kompetisi Debat Nasional Gebyar Konstitusi VI 2019.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi ini mengusung tema "Patuh pada Nomokrasi, Setia pada Demokrasi, Bersatu dibawah Konstitusi" yang digelar pada 24-26 Oktober 2019 di Unhas, Makassar. Ubaya berhasil mengalahkan 16 tim Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia.

Perwakilan tim Ubaya merupakan anggota Kelompok Studi Mahasiswa Debate and Moot Court (KSM DEMO) FH Ubaya, yaitu Ditta Rizqi Cahyani, Debora Veronica Br. Manik dan Hudson Charitos.

KSM DEMO merupakan wadah bagi mahasiswa FFH Ubaya untuk mengembangkan skill, teknik dan pengetahuan tentang debat serta praktik hukum yang berkembang di masa kini. Di sini mahasiswa diajarkan bagaimana membangun argumen yang konstruktif dan sistematis sehingga siap dalam menghadapi setiap perlombaan debat.

Dosen Pembimbing sekaligus Dosen FH Ubaya, Muhammad Insan Tarigan menuturkan, bahwa dengan mengikuti sejumlah kompetisi debat di bidang hukum, maka mahasiswa menemukan lahan untuk berproses dalam pengaplikasian ilmu.

Di samping itu, melalui kompetisi ini mahasiswa akan belajar membangun argumen yang baik berdasarkan analisis, dasar hukum maupun teori yang sudah didapatkan di kelas.

"Kompetisi debat atau MCC (Moot Court Community) merupakan simulasi yang baik sebelum mahasiswa keluar sebagai seorang lulusan. Mengikuti kompetisi merupakan salah satu sarana dalam mempersiapkan lulusan profesi dan meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang hukum," katanya

Kompetisi debat tingkat nasional ini berhasil menghantarkan tim Ubaya menjadi juara ketiga dengan membawa pulang piala, sertifikat, dan sejumlah uang.

"Saya bangga dengan mereka yang memiliki potensi dan niat yang besar dalam berkompetisi. Saya berharap banyak mahasiswa yang tertarik untuk mengasah kemampuannya dan bisa menjadi delegasi Ubaya pada kompetisi yang akan datang," ujarnya.

Debora, mahasiswi yang pernah meraih juara kedua Regional Lomba Debat Konstitusi Mahasiswa 2019, menjelaskan, pada kompetisi ini tim Ubaya harus mempersiapkan argumen dengan tepat sesuai 10 mosi atau topik berkaitan dengan isu-isu Mahkamah Konstitusi.

Mosi atau topik yang dibahas diantaranya yaitu constitutional complaint, pemberian legal standing bagi warga negara asing di Indonesia, pembahasan mengenai Rektor asing bagi Perguruan Tinggi yang berbadan hukum di Indonesia, dan topik permasalahan hukum yang masih belum bisa terselesaikan.

"Perjuangan serta latihan kami yang rutin ternyata tidak sia-sia dan membuahkan hasil. Awalnya kami ragu untuk menang, tetapi kami ingin membuktikan bahwa PTS setara dengan PTN dalam berkompetisi. Disini kami harus memiliki manner yang baik dan mampu menyampaikan argumen sesuai mosi atau topik yang diterima," ucap Debora

Persiapan kompetisi dilakukan oleh tim Ubaya dalam kurun waktu selama dua minggu. Mereka berlatih simulasi debat dan mempersiapkan argumen sesuai dengan mosi atau topik yang akan dihadapi dalam perlombaan.

Mahasiswi semester tiga ini menjelaskan, bahwa indikator penilaian dalam kompetisi terlihat pada substansi debat atau isi argumen yang dibangun serta kemampuan komunikasi yang baik dalam meyakinkan juri.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9987 seconds (0.1#10.140)