Rabobank Indonesia Optimistis, Mampu Salurkan Kredit Rp14 T

Kamis, 20 September 2018 - 18:23 WIB
Rabobank Indonesia Optimistis, Mampu Salurkan Kredit Rp14 T
Rabobank, menargetkan hingga akhir tahun 2018 ini mampu menyalurkan kredit sebesar Rp14 triliun. Foto/SINDONews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - PT Bank Rabobank International Indonesia, menargetkan mampu menyalurkan kredit Rp14 triliun hingga akhir tahun 2018, untuk sektor budidaya perikanan dan pangan.

Optimisme ini, didasarkan pada hasil capaian penyaluran kredit hingga akhir Agustus, yang mampu merealisasi penyaluran kredit sebesar Rp10 triliun.

Direktur Utama PT Bank Rabobank International Indonesia, Jos Luhukay mengatakan, dari sekian besar kredit yang disalurkan tersebut, hampir 75 persen terserap ke sektor agrikultur atau pertanian pangan. Sisanya ke sektor aquakultur atau perikanan.

Tingginya kredit ke sektor pertanian, karena selama ini Rabobank banyak fokus ke sektor tersebut. "Ke depan, dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan pangan akan terus meningkat. Maka, potensi pembiayaan sektor pangan juga ikut meningkat," katanya sebelum seminar mengenai perkembangan, dan prospek udang budidaya di Hotel JW Marriott, Kamis (20/9/2018).

Rabobank, imbuhnya, siap mendukung tujuan strategis pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Salah satunya dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank di sektor pangan dan agribisnis.

Rabobank dapat mendanai seluruh rantai-pasok pangan dan agribisnis. "Kami berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem usaha pangan. Sehingga tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga memiliki informasi mengenai pasarnya," imbuhnya.

Bank yang bermula dari koperasi petani ini, berupaya meningkatkan penyaluran kredit. Caranya dengan mulai fokus menggarap segmen aquakultur. Salah satunya budidaya udang.

Produksi udang budidaya secara global akan meningkat terus hingga tahun 2020. Peningkatan tertinggi terjadi di India. "Di Indonesia, produksi udang budidaya diperkirakan akan meningkat sebanyak 80.000 setiap tahunnya," kata Sector Manager PT Bank Rabobank International Indonesia, Sri Handayani.

Menurutnya, peningkatan itu tiga dinamika. Pertama adanya inovasi secara teknis dalam bidang biosekuritas. Kedua, perubahan lanskap budidaya dari lanskap tradisional menjadi semi-intensif, dan intensif serta adanya ekstensifikasi akuakultur. Ketiga, berkembangnya proyek Recirculating Aquaculture System (RAS).

"Rekomendasi untuk pemilik pabrik pengolahan udang, saat ini adalah waktu untuk menciptakan permintaan pasar. Caranya melakukan diversifikasi dan inovasi produk yang memiliki nilai tambah. Untuk melakukan efisiensi biaya produksi, gunakan masukkan pertanian (farm input) dengan teknologi terkini," tandasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5995 seconds (0.1#10.140)