Peringatan Hari Santri, Wakil Ketua MPR Sosialisasikan 4 Pilar

Kamis, 31 Oktober 2019 - 17:14 WIB
Peringatan Hari Santri, Wakil Ketua MPR Sosialisasikan 4 Pilar
Ketua MPR Jazilul Fawaid saat menyosialisasikan 4 Pilar Bangsa di peringatan Hari Santri di Lapangan Tanjung Anyar di Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (30/10/2019). Foto/SINDONews/Abdul Rochim
A A A
GRESIK - Ribuan masyarakat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memenuhi Lapangan Tanjung Anyar di Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Rabu (30/10/2019) malam.

Mereka untuk menghadiri Pengajian NU dalam rangka memperingati Hari Santri. Dalam pengajian yang diisi oleh ceramah agamar oleh Pengurus Syuriah PBNU KH Manarul Hidayat, hadir Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, dan sejumlah tokoh NU Bawean.

Jazilul dalam kesempatan itu juga menyosialisasikan Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Jazilul mengatakan, momentum itu digelar untuk memperingati Hari Santri sekaligus tanggung jawab dirinya sebagai pimpinan MPR untuk melakukan Sosialisasi Empat Pilar.

Dalam sosialisasi, Jazilul mengingatkan kembali atau memompa semangat kepada masyarakat akan pentingnya Empat Pilar. Diakui sebenarnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan kaum santri sudah kuat. "Santri itu mengedepankan cinta Tanah Air," ujar dia.

Bahkan, kata politikus PKB ini, pelajaran Empat Pilar diajarkan di pesantren sejak kecil, seperti ada bait lagu Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman.

Meski demikian, Jazilul menegaskan, santri juga harus diberdayakan. Sumber daya manusia dan perekonomiannya harus diperkuat. "Ini penting sebab bila ekonominya tidak kuat maka akan mudah tergoda oleh paham yang salah," kata dia.

Dicontohkan ada lulusan pesantren karena tidak mempunyai pekerjaan maka dia pergi keluar negeri. Di luar negeri itulah dia terkena paham radikal terorisme. "Dan melakukan operasinya di Indonesia," ujar dia.

Untuk itulah dirinya menegaskan kembali bahwa santri juga perlu diberi dukungan pemberdayaan ekonomi agar tak mudah tergoda paham lain.

Jazilul menyebut globalisasi lewat medsos juga menyerbu masyarakat di manapun berada, termasuk di Bawean. Untuk itu, dirinya mengingatkan kepada santri dan masyarakat tantangan hari ini berbeda dengan tantangan sebelumnya. ”Bila santri dan masyarakat kuat maka mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga Indonesia,” kata dia.

Sementara itu, KH Manarul Hidayat dalam ceramahnya, mengatakan, ada empat hal jika Indonesia ingin selalu aman. Pertama, yakni menerapkan kehidupan dengan menggunakan ilmunya para ulama. ”Kalau Indonesia ingin aman, amalkan ilmunya para ulama karena ulama pewaris nabi. Sekarang nabi sudah tidak ada maka penerusnya ya ulama. Kalau tidak ada ulama manusia hidup seperti binatang tak kenal halal haram,” kata dia.

Kedua adalah pemerintah yang adil, orang kaya yang tidak pelit, dan terakhir doanya orang-orang fakir miskin. Kiai Manarul juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan DPR yang telah melahirkan UU Pesantren. Sehingga ke depan kedudukan santri sama dengan lembaga pendidikan lainnya.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3804 seconds (0.1#10.140)