Piala Dunia U-20, Gubernur Jatim Tetap Ingin Ada Opsi Selain GBT

Sabtu, 02 November 2019 - 20:30 WIB
Piala Dunia U-20, Gubernur Jatim Tetap Ingin Ada Opsi Selain GBT
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.foto/dok
A A A
SURABAYA - Pemprov Jawa Timur (Jatim) menyambut baik terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA Tahun 2021. Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga telah menyatakan kesiapan Jatim menjadi salah satu venue pertandingan.

Orang nomor satu di Jatim tersebut tetap keukeuh mengajukan empat stadion lain sebagai alternatif lokasi pertandingan selain Gelora Bung Tomo (GBT). Empat stadion itu, Stadion Kanjuruhan Malang, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Surajaya Lamongan, dan Stadion Gelora Bangkalan.

Alternatif stadion ini dipersiapkan lantaran FIFA mensyaratkan sejumlah hal dimana salah satunya yaitu tersedianya tempat berlatih bagi para peserta piala dunia U-20.

"Ibu Gubernur sangat berharap Jatim bisa dipilih menjadi salah satu venue dari 6 venue yang dibutuhkan untuk piala dunia U-20. Karenanya beberapa alternatif tengah kami siapkan dengan baik," terang Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim Aries Agung Paewai di Kantor Gubernur Jatim, Kota Surabaya, Sabtu (2/11/2019).

Terkait stadion GBT, lanjut Aries, Gubernur Khofifah sangat menghargai semangat suporter Persebaya Bonek dan Pemkot Surabaya agar GBT dapat terpilih sebagai salah satu alternatif venue pelaksanaan piala dunia U-20.

Namun demikian, harus tetap disiapkan alternatif sebagai pendukung bila terjadi sesuatu yang tak terduga. Sehingga, dengan adanya alternatif ini, maka opsi Jatim sebagai salah satu venue tuan rumah piala dunia U-20 tidak akan pindah ke provinsi lain.

"Ibu Gubernur sangat mengapresiasi Bonek Mania dan Pemkot Surabaya. Akan tetapi alternatif lain harus tetap disiapkan, agar kesempatan menjadi venue tuan rumah piala dunia U-20 ini tidak akan berpindah ke provinsi lain," tegas Aries.

Aries menambahkan, terkait pernyataan Gubernur Khofifah mengenai bau sampah di sekitar GBT, merupakan bentuk masukan dan motivasi bagi pemerintah kota Surabaya untuk segera menyelesaikan persoalan sampah. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak ada hal-hal teknis yang mengganggu penilaian saat FIFA melakukan peninjauan.

"Kita berbicara skala nasional, bukan daerah per daerah. Hal ini jangan disalah artikan dan ditanggapi negatif. Tidak ada Surabaya, tidak ada Malang, yang ada Jawa Timur dan Indonesia," pungkas Aries.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6962 seconds (0.1#10.140)