Simak Duduk Perkara Terpilihnya Surabaya Jadi Venue Piala Dunia U-20

Minggu, 03 November 2019 - 08:00 WIB
Simak Duduk Perkara Terpilihnya Surabaya Jadi Venue Piala Dunia U-20
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya Edi Santoso.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Venue Piala Dunia U-20 di Surabaya masih terus mengelinding. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa masih mau ada opsi selain di Surabaya. Sementara dari Pemkot Surabaya menegaskan kalau pemilihan Gelora Bung Tomo (GBT) itu yang menunjuk adalah PSSI sendiri.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya Edi Santoso kembali membuat video berdurasi 7 menit 14 detik itu untuk mencoba menjelaskan riwayat awal sampai Surabaya ditetapkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20.

Waktu itu, Kota Surabaya bukan mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Tetapi PSSI yang datang ke Surabaya. Dirinya ingat betul waktu itu ada enam orang yang datang menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 24 September 2019.

Dalam pertemuan itu, PSSI Jatim menyampaikan Surabaya akan diikutkan menjadi salah satu tuan rumah, dan dijadikan materi bidding di China. Pada pertemuan itu, Wali Kota Surabaya senang dengan dipilihnya GBT sebagai salah satu venue. .

“Kota Pahlawan menjadi tuan rumah, tentunya ibu wali beserta anak-anak Surabaya bangga waktu itu,” kata Edi, Sabtu (2/11/2019).

PSSI pun menjelaskan syarat yang harus dipenuhi oleh Kota Surabaya. Salah satunya terkait surat dari wali kota tentang persetujuan ikut bidding, layout GBT dan keadaan di Surabaya seperti sarana perhubungan, lapangan latihan sampai pariwisatanya.

Setelah pertemuan pertama itu, PSSI melakukan inspeksi langsung ke GBT. Dalam inspeksi itu PSSI menyatakan Surabaya layak menjadi tempat pertandingan. Semua fasilitas serta infrastruktur dianggap mampu. “Jadi, dari pertama Jakarta, kedua Surabaya. Artinya Surabaya itu bisa dijadikan tuan rumah,” ucapnya.

Perkembangan pun terus bergulir, sampai Sekjen PSSI Ratu Tisha bertemu empat mata dengan wali kota pada 8 Oktober 2019. Pada pertemuan itu, Ratu Tisha juga menyampaikan kembali tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai ketentuan FIFA. “Semuanya dikupas habis oleh Ibu Sekjen dan Ibu Wali Kota menyanggupi,” jelasnya.

Surabaya pun terus berbenah. Dalam perkembangan waktu, FIFA akhirnya memang menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah FIFA World Cup U20. Sepanjang persiapan itu, pihaknya juga sudah bekerja dengan menganti lampu stadion dan memasang scoring board berstandar internasional. Bahkan ia menegaskan jika pekerjaan itu selesai, scoring board di GBT akan menjadi yang terbaik di Indonesia.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga sudah bersiap mengganti kursi stadion dengan single seat. Tunnel pemain dan media massa akan dipisah. Hal itu karena aturan FIFA mengatur tentang hal tersebut, bahwa pemain dan wartawan tidak boleh bersinggungan.

Sedangkan tentang rumput stadion GBT, pihaknya berencana mengganti seluruh rumpur stadion. Dalam pertemuan Ratu Tisha dengan wali kota disampaikan bahwa rumput untuk pertandingan Piala Dunia U-20 harus sejenis.

Termasuk juga tentang lapangan pendukung untuk latihan. Edi menerangkan Surabaya memiliki paling tidak kita punya empat lapangan, yakni lapangan Tambaksari, Karanggayam dan dua lapangan lagi akan dibangun di sekitar GBT. “Lapangan itu nanti sekaligus menjadi embrio, bahwa lapangan tersebut nanti menjadi stadion madya,” jelasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8917 seconds (0.1#10.140)