Pesantren Kemanusiaan SPMAA Lamongan Dapat Program Berisi

Minggu, 03 November 2019 - 22:24 WIB
Pesantren Kemanusiaan SPMAA Lamongan Dapat Program Berisi
Kegiatan di Pondok Pesantren Sumber Pembinaan Mental Agama Allah (SPMAA). Foto/Ist.
A A A
LAMONGAN - Dari luar, tidak ada yang berbeda suasana Pondok Pesantren Sumber Pembinaan Mental Agama Allah (SPMAA), bila dibandingkan dengan pondok pesantren lainnya.

Ketika tim Aksi Cepat Tanggap Jawa Timur (ACT Jatim) bertandang ke pesantren yang berlokasi di Desa Turi, Kabupaten Lamongan tersebut, layaknya pesantren pada umumnya.

Tetapi, setelah ditelusuri lebih jauh lagi, pesantren yang didirikan oleh KH. M. Muchtar pada tahun 1961 ini, memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya, memiliki misi kemanusiaan.

Terdapat kurang lebih 400 santri yang belajar di Pesantren SPMAA ini, dan datang dari berbagai latar belakang. Ada santri yang dengan sendirinya memang ingin belajar di pesantren, ada yang dititipkan keluarganya, ada juga yang dikirim oleh Dinas Sosial untuk dibina.

Santri yang tinggal di SPMAA bukan hanya anak-anak usia sekolah, tapi juga para balita yang disebut BADUTA (Bayi Dua Tahun) hingga lansia, dan orang yang menderita sakit jiwa.

Selain pembelajaran ilmu agama, pesantren ini juga memiliki berbagai layanan di antaranya layanan konseling untuk korban KDRT dan juga layanan untuk para lansia.

SPMAA juga memiliki konsep sekolah berbasis dunia akhirat, dimana setiap santri tidak hanya dikenalkan keilmuan dari sekolah formal, tetapi juga bekal-bekal ilmu agama yang digunakan sebagai bekal untuk mengabdi pada masyarakat.

Di pesantren ini juga diajarkan berbagai hal untuk bekal hidup, yakni mulai dari bercocok tanam, beternak, kerajinan tangan, hingga merawat para lansia itu.

Seluruh santri mendapat jatah makan dua kali, dan mereka masak sendiri dengan sistem piket. Dalam sebulan pondok pesantren ini menghabiskan beras 100 kg, dimasak oleh para santriwati secara bergiliran.

Meskipun pesantren ini menggratiskan seluruh biaya untuk para santri, dan dengan kebutuhan keuangan yang tinggi setiap bulannya, tetapi pesantren ini pantang meminta-minta, atau mengedarkan proposal untuk menggalang dana. Mereka percaya, bahwa pintu-pintu rezeki akan selalu terbuka di jalan Allah.

ACT Jatim, dengan program Beras untuk Santri Indonesia (Berisi) berkomitmen membantu pondok pesantren yang telah berjuang demi ummat dan bangsa.

"Kami salurkan bantuan beras sebanyak 1 ton untuk Pondok Pesantren SPMAA Lamongan, karena pondok ini sangat layak untuk dibantu dan membawa manfaat bagi masyarakat" kata Wahyu Sulistianto Putro, Kepala Cabang ACT Jatim.

Gus Naim, putra pendiri pondok sekaligus pengasuh pondok, mengapresiasi program Berisi dari ACT. "Terima kasih telah berkenan membantu SPMAA, kami benar-benar menggratiskan biaya santri untuk mondok, semua kebutuhan kami dapatkan dari Allah, kami tak pernah meminta-minta bantuan, tapi Allah mencukupkan," ujar Gus Naim.

Selain di SPMAA Lamongan, ACT Jatim juga menyalurkan bantuan program Berisi ke pondok Darut Tauhid Banjaran, Driyorejo. Pesantren ini juga menggratiskan biaya santrinya. Sepeninggal pimpinan pondok, pesantren ini seperti kehilangan sumber utama untuk menghidupi kehidupan para santri.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9261 seconds (0.1#10.140)