Pengamat: Ekspansi Elektoral Khofifah Bisa Gerus Popularitas Risma
A
A
A
SURABAYA - Polemik tuan rumah Piala Dunia U-20 masih memanas. Pengamat menilai, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mulai melakukan ekspansi elektoral.
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Mochtar W Oetomo menuturkan, selama ini sosok Khofifah memang kurang populer dalam dunia sepakbola. Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah begitu lekat dengan para Bonek yang merupakan suporter sepakbola dengan jumlah anggota yang cukup besar.
"Ada pihak yang menyebut ini sebagai ekspansi elektoral," kata Mochtar, Senin (4/11/2019).
Ia melanjutkan, perhelatan Piala Dunia U-20 merupakan panggung yang cukup besar bagi semua pihak. Pamornya tak lagi berbicara tentang popularitas di tingkat lokal, tapi juga internasional.
Apalagi kalau berbicara tentang sepakbola di Indonesia selalu menjadi perhatian banyak pihak. Sehingga ruang di sepakbola menjadi panggung yang cukup strategis.
Selain itu, kedua tokoh perempuan ini dianggap memiliki proyeksi politik jangka panjang di level nasional. Sehingga ruang yang cukup besar harus bisa dimaksimalkan dengan baik.
"Tapi sepakbola bukan satu-satunya variabel untuk mendongkrak elektoral. Tapi olahraga ini populer dan masif di Indonesia," ucap Direktur Surabaya Survey Center ini.
Dengan kondisi saat ini, lanjutnya, kedua tokoh perempuan ini harus bisa meletakkan egonya masing-masing. Sebab, sepakbola adalah hiburan dan kebanggaan masyarakat.
Dengan kolaborasi, harusnya even ini bisa lebih meningkatkan pamor Jawa Timur. Sehingga sepakbola tetap menjadi kebanggaan masyarakat.
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Mochtar W Oetomo menuturkan, selama ini sosok Khofifah memang kurang populer dalam dunia sepakbola. Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah begitu lekat dengan para Bonek yang merupakan suporter sepakbola dengan jumlah anggota yang cukup besar.
"Ada pihak yang menyebut ini sebagai ekspansi elektoral," kata Mochtar, Senin (4/11/2019).
Ia melanjutkan, perhelatan Piala Dunia U-20 merupakan panggung yang cukup besar bagi semua pihak. Pamornya tak lagi berbicara tentang popularitas di tingkat lokal, tapi juga internasional.
Apalagi kalau berbicara tentang sepakbola di Indonesia selalu menjadi perhatian banyak pihak. Sehingga ruang di sepakbola menjadi panggung yang cukup strategis.
Selain itu, kedua tokoh perempuan ini dianggap memiliki proyeksi politik jangka panjang di level nasional. Sehingga ruang yang cukup besar harus bisa dimaksimalkan dengan baik.
"Tapi sepakbola bukan satu-satunya variabel untuk mendongkrak elektoral. Tapi olahraga ini populer dan masif di Indonesia," ucap Direktur Surabaya Survey Center ini.
Dengan kondisi saat ini, lanjutnya, kedua tokoh perempuan ini harus bisa meletakkan egonya masing-masing. Sebab, sepakbola adalah hiburan dan kebanggaan masyarakat.
Dengan kolaborasi, harusnya even ini bisa lebih meningkatkan pamor Jawa Timur. Sehingga sepakbola tetap menjadi kebanggaan masyarakat.
(msd)