Survei CSIS: Grab Berkontribusi Rp 8,9 T untuk Ekonomi Surabaya

Senin, 04 November 2019 - 18:41 WIB
Survei CSIS: Grab Berkontribusi Rp 8,9 T untuk Ekonomi Surabaya
Tirza Reinata Munusamy (tengah), berjabat tangan dengan Kepala Departemen Ekonomi CSIS, Yose Rizal Damuri, usai Diskusi Publik dan Peluncuran Laporan Dampak Sosial Grab. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menyebut, kehadiran Grab di Kota Surabaya telah menyumbang Rp8,9 triliun.

Sumbangan itu dalam wujud penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapat para mitra GrabCar, GrabBike, mitra merchant GrabFood, dan agen GrabKios.

Kepala Departemen Ekonomi, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri memaparkan, riset pertama yang dilakukan pada periode November-Desember 2018 menghitung kontribusi kehadiran Grab bagi masyarakat yang berperan sebagai produsen atau penyedia jasa ekonomi digital.

"Dalam konteks ekosistem Grab, mereka adalah mitra pengemudi GrabCar, GrabBike, merchant (restoran, kafe, atau warung) GrabFood, dan agen GrabKios (sebelumnya bernama Kudo)," katanya.

Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood sejumlah Rp4,2 triliun, diikuti GrabBike sebesar Rp3,5 triliun, GrabCar senilai Rp1,1 triliun, GrabKios individual dan toko sebesar Rp49 miliar.

Sementara, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 144% dan GrabCar sebesar 114%. Penjualan mingguan mitra merchant GrabFood juga meningkat sebesar 34%.

Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. 38% mitra pengemudi GrabBike, 40% agen individual GrabKios, serta 35% mitra pengemudi GrabCar yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan, kini dapat memperoleh penghasilan setelah bermitra dengan Grab.

Sementara itu, kata Yose, dari survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp48,9 triliun.

Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja. Dari data terlihat bahwa 32% mitra GrabBike dan 24% mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

"Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen GrabKios individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018," kata Yose.

Menurut Yose, formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

"Melalui riset ini, kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Surabaya, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital," tegasnya.

Pertumbuhan ekonomi ini, lanjutnya harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari bisnis-bisnis skala kecil hingga masyarakat umum. Satu-satunya cara untuk dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya.

Dalam "Laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019" diluncurkan pada 24 September diestimasi kontribusi Grab mencapai 5,8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp81,5 triliun terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret 2019.

Dampak sosial Grab tampak pada dua aspek, pertama pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM), dimana 1,7 juta UMKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka.

Deputy Head of Public Affairs, Grab Indonesia, Tirza Reinata Munusamy menjelaskan, Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Indonesia yang tengah tumbuh.

"Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Indonesia. Grab ingin membangun sebuah platform yang inklusif, dan telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di setiap negara tempat kami beroperasi. Grab for Good," kata dia.

Teknologi dan model bisnis Grab memungkinkan orang dengan disabilitas tetap menjadi tenaga kerja produktif dan makin mandiri. Tirza mengatakan, saat ini ada 700 orang dengan disabilitas di Asia Tenggara termasuk di Indonesia, yang menjadi wirausahawan mikro.

"Grab tengah mengembangkan platform dan prosedur operasi standar agar lebih banyak orang tuli dapat menjadi mitra pengemudi," ujarnya

Ia menegaskan, sebagai bagian dari komitmen Grab for Good, peningkatan proses dan sejumlah fitur baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi Grab untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan, mendapatkan bantuan layanan pelanggan melalui fitur pesan instan khusus.

"Grab juga akan melakukan serangkaian pelatihan bulanan untuk memastikan mitra pengemudi dapat melayani pelanggan penyandang disabilitas," tandasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6923 seconds (0.1#10.140)