Tangis Haru Iringi Kepergian Irza Amira Dalam Damai Abadi

Selasa, 05 November 2019 - 18:10 WIB
Tangis Haru Iringi Kepergian Irza Amira Dalam Damai Abadi
Repro foto Irza Amira (8), korban meninggal akibat ambruknya atap SD Negeri Gentong 1 Kota Pasuruan. Foto/inews TV/Jaka Samudra
A A A
PASURUAN - Tangis haru tak lagi bisa dibendung saat jenazah Irza Amira (8) dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

(Baca juga: 2 Tewas dan 2 Luka Berat, Ini Daftar Korban di SD Negeri Gentong )

Lantunan doa terus mengiringi jenazah korban ambruknya atap ruang kelas SD Negeri Gentong 1 Kota Pasuruan, tersebut. Sejak di rumah duka, para peziarah tidak putus merapalkan doa untuk sang gadis pendiam itu.

M. Zubaer, ayah pelajar kelas dua SD Negeri Gentong 1 ini, tidak mampu menahan duka atas kepergian puteri cantik yang begitu dia sayangi. Beberapa kali dia harus pingsan dan terjatuh di jalan, saat berusaha mengiringi jenazah puterinya untuk disemayamkan di masjid.

Sanak keluarganya akhirnya melarang Zubaer untuk mengikuti proses pemakaman jenazah puterinya. "Dia anak yang sangat baik, sangat rajin beribadah dan mengaji, serta sangat cerdas di sekolah," ujar salah seorang keluarga almarhumah, Irfan.

Hal senada juga diungkapkan oleh paman Irza Amira, Hayi. "Kami sangat kehilangan dia (Irza Amira). Dia anak yang sangat baik, pendiam, dan rajin mengaji," ujarnya penuh kesedihan.

Bencana yang terjadi saat proses belajar mengajar itu, mengakibatkan dua korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan atap. Selain Irza Amira, korban meninggal lainnya adalah Sevina Arsy Wijaya (19).

Sevina Arsy Wijaya, merupakan tenaga pengajar di kelas lima SD Negeri Gentong 1. Merupakan warga Jalan MT. Hariyono Gang 4, Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Agus Sudaryanto menegaskan, akan mengusut tuntas kasus ambruknya atap ruang kelas SD Negeri Gentong 1, yang mengakibatkan dua korban tewas, dua korban luka berat, dan 10 korban luka ringan.

"Sementara masih meminta keterangan saksi-saksi, di antaranya penjaga sekolah, dan para guru yang selamat dari kejadian ini. Bangunan ini dikerjakan tahun 2017, setelah dua tahun digunakan bangunan ini akhirnya ambruk," ujarnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.4160 seconds (0.1#10.140)