Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2019 Anjlok

SURABAYA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat, pertumbuhan ekonomi Jatim selama triwulan III 2019 sebesar 5,32 persen. Capaian itu turun dibanding triwulan II 2019 yang tercatat 5,69 persen. Pertumbuhan ekonomi Jatim di triwulan III 2019 juga lebih rendah dibanding triwulan I 2019 yang sebesar 5,55 persen.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengatakan, struktur ekonomi Jatim di triwulan III 2019 mengacu pada lapangan usaha didominasi tiga sektor. Di antaranya, industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 30,02 persen.

Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,57 persen dan pertanian, kehutanan serta perikanan sebesar 12,19 persen. “Industri pengolahan pertumbuhannya paling tinggi, sebesar 1,89 persen,” katanya, Selasa (5/11/2019).

Teguh mengungkapkan, melambatnya perekonomian ekonomi di Jatim ini akibat menurunnya sektor impor dan ekspor. Sementara ektor usaha yang kinerjanya meningkat adalah real estate, jasa kesehatan, kegiatan sosial, serta pengadaan listrik dan gas.

Sayang sektor ini tidak memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi. Prosentasenya terhadap perekonomian tidak sampai 5 persen. “Ekonomi Jatim masih bergantung pada konsumsi rumah tangga. Sektor itu menguasai 58,43 persen dari perekonomian di Jatim,” terangnya.

Pengamat ekonomi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Jamhadi mengatakan, di era serba digital seperti sekarang, dunia usaha perlu terobosan dan inovasi. Ini penting untuk menggerakkan perekonomian, tidak hanya Jatim tapi juga nasional.

Saat ini, kata dia, eranya ekonomi kreatif. “Ekonomi kreatif memiliki 16 subsektor. Di antaranya, mamin, fesyen, penyiaran, dan arsitektur. Semua sektor tersebut sangat potensial untuk dikembangkan,” terangnya.