Angin Panas Pembuangan AC Ternyata Bisa Dijadikan Energi Listrik

Selasa, 05 November 2019 - 19:00 WIB
Angin Panas Pembuangan AC Ternyata Bisa Dijadikan Energi Listrik
Mahasiswa Program Studi Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menunjukkan prestasinya di kancah Internasional. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Pembuangan AC yang tidak terpakai dan menghasilkan angin panas bisa dijadikan energi listrik. Itu dibuktikan mahasiswa Program Studi Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya).

Mahasiswa cerdik itu terdiri dari Monica Deta Elysia Roosmadhy, Harda Grahita, Michelle Grace Firensen, Cindi Friskila Andreline dan Xaverio Anggara Nugroho. Melalui karya tugas akhirnya, mereka menciptakan fluithers sebagai alat penghasil listrik.

Fluithers merupakan singkatan dari fluid and thermal energy resource system. Yakni sebuah alat penghasil listrik dari energi terbuang air conditioner (AC) menjadi energi terbarukan yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Monica mengatakan, pembuatan fluithers berangkat dari ketertarikannya pada energi. Berawal dari hal yang sederhana dengan memperhatikan sisi pembuangan AC yang tidak terpakai dan menghasilkan angin panas. Dirinya berpikir bahwa panas atau energi kalor dan angin yang memiliki energi kinetik dapat diubah menjadi energi listrik.

"Saya melihat kebutuhan masyarakat sungguh besar pada energi listrik, namun saat ini fosil sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik telah mencapai batasnya. Kemudian saya muncul ide untuk mengubah angin panas yang terbuang pada AC menjadi listrik sehingga bisa digunakan kembali oleh masyarakat,”katanya.

Pembuatan konsep dan proses merancang alat dilakukan oleh Monica dimulai pada bulan Agustus. Selama kurang lebih tiga bulan dalam merancang alat, mahasiswi yang gemar kuliner ini mengaku sering menemui tantangan dan kendala saat pembuatan alat khususnya dalam mencari baling-baling yang pas sesuai kecepatan angin dalam menghasilkan listrik.

“Cari baling-baling itu susah karena jenisnya beragam. Kemudian saya mencari jenis baling-baling yang bisa memutar cepat sesuai kecepatan angin 7,59 m/s. Akhirnya saya menggunakan baling-baling horizontal. Kesulitan yang lain ketika mengetahui bahwa angin outdoor AC itu tidak bulat dan hanya berada dipinggir. Jadi saya harus berpikir bagaimana cara menangkap energinya sehingga nanti bisa menjadi listrik,” ungkap mahasiswi 21 tahun ini.

Berkat karya inovasinya itu, Monica bersama timnya berhasil menorehkan prestasi di kancah Internasional dengan meraih Silver Award kategori Higher Institution Students (Science, Engineering & Technology) dalam ajang ‘International Invention & Innovative Competition (InIIC) Series 2/2019, pada 2 November 2019 di Palace of The Golden Horses, Malaysia.

Mereka pulang tersenyum dengan membawa pulang piala, sertifikat, dan sejumlah uang. Mereka akan menyempurnakan dan mengembangkan Fluithers agar menjadi alat penghasil listrik yang baik untuk digunakan oleh masyarakat luas.

“Senang dan bangga ide saya bisa diapresiasi di tingkat Internasional. Ini artinya Fluithers memiliki nilai jual dan bermanfaat bagi masyarakat,"ujarnya.

Mahasiswi semester tujuh ini berharap, nantinya Fluithers bisa diperjual belikan dan menjadi alat wajib bagi orang-orang yang memiliki AC. "Semoga dengan hadirnya Fluithers maka masyarakat juga dapat menghemat biaya listrik dan energi rumah tangga,"ucapnya.

Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Program Studi Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Ubaya, Herman Susanto menjelaskan, bahwa pembuatan Fluithers berfokus pada penggunaan wind turbine dan termoelektrik dalam menghasilkan energi listrik. Wind turbine digunakan untuk mengubah angin menjadi energi listrik. Sedangkan termoelektrik untuk mengubah panas menjadi energi listrik.

“Output energi bisa langsung diaplikasikan pada lampu atau alat listrik yang lain. Keunggulannya yang lain adalah alat ini bisa menyimpan energi pada baterai. Jadi desain yang kami buat capable untuk langsung digunakan atau disimpan,” pungkas Herman.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3074 seconds (0.1#10.140)