7 Kerangka Manusia Jadi Bukti Kelamnya Dunia Medis Abad XIX

Selasa, 05 November 2019 - 20:45 WIB
7 Kerangka Manusia Jadi Bukti Kelamnya Dunia Medis Abad XIX
Ilustrasi tindakan medis terhadap seorang pasien. Foto/aarp.org
A A A
ABERDEEN - Sejumlah pekerja konstruksi di Kota Aberdeen, Skotlandia yang sedang menggali parit di halaman belakang sebuah rumah berusia 200 tahun menemukan tulang belulang manusia di galiannya. Peristiwa ini terjadi setahun yang lalu.

Mereka langsung melaporkan temuannya itu ke pihak berwajib. Sebagai tindaklanjut, polisi kemudian memanggil arkeolog regional Aberdeenshire, Bruce Mann. Dia diminta untuk meneliti apakah tulang belulang itu milik jasad yang baru saja meninggal atau tidak.

Setelah diteliti, Bruce Mann menyimpulkan, tulang-tulang itu sudah berusia lebih dari satu abad. “Beberapa dari tulang-tulang yang ditemukan bisa dikenali sebagai bagian dari tengkorak manusia,” bebernya dilansir Fox News, Selasa (5/11/2019).

Namun, Mann juga menemukan hal lain. Terdapat beberapa bekas luka yang janggal pada tulang belulang tersebut. Disinyalir kematian mereka tidak wajar.

Kemudian, para arkeolog memutuskan untuk menggali lebih dalam lagi dan menemukan 115 fragmen tulang manusia dari halaman rumah tersebut. Lalu mereka membawanya ke Universitas Aberdeen guna diselidiki lebih lanjut oleh Rebecca Crozier, seorang ahli osteoarkeologi.

Setelah dikumpulkan dan memprediksi usia mereka dengan penanggalan radiokarbon, Crozier memiliki kesimpulan bahwa tulang belulang itu milik tujuh orang yang hidup antara tahun 1750 dan 1850. Dua di antaranya adalah anak-anak.

Penyelidikan Crozier juga mengungkapkan adanya luka bekas medis seperti kraniotomi. Yakni pembedahaan otak yang dilakukan dengan membuka tengkorak kepala mereka.

Dengan begitu, semakin menguatkan dugaan bahwa jasad-jasad itu digunakan oleh mahasiswa Universitas Aberdeen, salah satu sekolah kedokteran terbaik di Britania saat itu.

Munculah dugaan lain, bahwa mahasiswa kedokteran itu diam-diam memakamkan ketujuh jasad tersebut pada tahun 1850. Itu dilakukan untuk menghindari hukuman karena menggunakan mayat untuk pembedahan dan operasi.

Penemuan ini menjadi bukti sejarah yang kelam tentang kejadian di abad ke-19. “Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti bagaimana mereka mendapatkannya (tujuh jasad). Tetapi mengingat sejarah pada saat itu, tentu saja itu bukan hal yang baik,” kata Crozier.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7775 seconds (0.1#10.140)