Sekdaprov Heru Buka Festival Dalang Muda 2019

Jum'at, 08 November 2019 - 14:38 WIB
Sekdaprov Heru Buka Festival Dalang Muda 2019
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono saat membuka Festival Dalang Muda 2019. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim kembali mengadakan Festival Dalang Muda 2019 guna menyambut peringatan Hari Wayang Nasional yang diperingati setiap 7 November.

Acara yang dibuka Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Heru Tjahjono itu mengingatkan pentingnya pemahaman pakem-pakem dalam dunia pewayangan bagi para dalang muda.

“Saya menitip kepada Pepadi (Persatuan Dalang Indonesia), dalam memberikan pengajaran dalang, cukup ‘pakem’nya saja, tidak perlu ilustrasi,” kata Sekdaprov Heru saat memberikan sambutan di Pendapa UPT Taman Budaya Jatim, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Kamis (7/11/2019) malam.

Dia mengatakan, khusus kepada para dalang senior agar lebih berhati-hati dan telaten menurunkan serta memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada juniornya. Hal tersebut dikarenakan dalang muda saat ini termasuk dalam kategori generasi milenial, masalah ‘Pakem’ adalah satu landasan penting yang harus ditanamkan ke setiap dalang muda.

"Pakem itu kaya akan filosofi, makna serta petuah-petuah tentang kehidupan yang diharapkan, yakni bisa disampaikan tak hanya kepada generasi saat ini, namun generasi mendatang," kata dia.

Heru juga menegaskan, pemahaman ‘pakem’ tanpa tambahan ilustrasi itu tidak bermaksud untuk mengurangi daya kreativitas para dalang muda. Namun sebagai upaya untuk tetap menjaga originalitas cerita yang disampaikan melalui wayang.

Para dalang muda diharapkan bisa lebih memahami dahulu pakem dasar dalam dunia pewayangan, sebelum mengembangkan kreativitas mereka. “Mereka boleh melakukan inovasi dalam sebuah pagelaran, pada saat goro-goro lalu campursarian boleh, atau mungkin campursari dengan orkestra juga boleh. Tapi jika kembali ke wayang, tetap harus pada pakemnya,” kata Sekdaprov Heru.

Heru juga menyampaikan dukungannya saat ditanya soal pagelaran dengan menggunakan bahasa Inggris. Menurut dia, penggunaan bahasa Inggris merupakan salah satu upaya menginternasionalkan wayang itu sendiri. Namun, sebut Heru, tetap harus dalam pakem-pakem yang telah ada sejak nenek moyang terdahulu. "Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam wayang tidak hilang," jelas dia.

Sementara itu, festival yang berlangsung 7-9 November 2019 ini diikuti 17 dalang muda. Selain festival dalang, momen tersebut juga diselenggarakan flashmob atau tarian massal berupa Tarian Remo Bolet yang ditampilkan oleh ratusan siswa sanggar tari dari sekitaran Taman Budaya.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8178 seconds (0.1#10.140)