Kepala Pasar Pastikan Pasar Ngunut Tulungagung Tidak Dibakar

Sabtu, 09 November 2019 - 18:49 WIB
Kepala Pasar Pastikan Pasar Ngunut Tulungagung Tidak Dibakar
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa nekat masuk ke lokasi Pasar Ngunut, Kabupaten Tulungagung, yang terbakar hebat pada Jumat (8/11/2019) malam. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
TULUNGAGUNG - Kepala UPT Pasar Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Junaedi memastikan tidak ada faktor kesengajaan dalam peristiwa terbakarnya Pasar Ngunut, Jumat (8/11/2019).

(Baca juga: Diingatkan Sekda, Khofifah Nekat Masuk Pasar Ngunut yang Terbakar )

"Tidak ada. Tidak ada. Boleh dicek. Kalau salah, telpon saya," tegas Junaedi kepada Sindonews.com, Sabtu (9/11/2019) dini hari.

Informasi yang berkembang, Pasar Ngunut diduga sengaja dibakar setelah sejumlah pedagang menolak rencana renovasi. Dugaan skenario pembakaran terhadap setiap pasar yang hendak direnovasi seperti menjadi tradisi yang lazim terjadi.

Menurut Junaedi, pasar Ngunut merupakan salah satu dari tiga pasar kelas A atau level kabupaten, yakni Ngunut, Bandung, dan Kota Tulungagung, yang dimiliki Kabupaten Tulungagung.

Dengan memiliki 800 pedagang mulai grosir sampai eceran, Pasar Ngunut rutin menyetor PAD Rp400 juta lebih setiap tahun. "Ini pasar kelas A," paparnya. Kebakaran Jumat (8/11/2019) telah meluluhlantakkan seluruh bangunan lama yang menurut Junaedi sudah berdiri sejak jaman Belanda.

Informasi yang dihimpun Sindonews, bangunan lama yang habis tidak tersisa itu pernah diperbaruhi sekitar tahun 1992. Saat dilakukan renovasi (tahun 2013) pada sisi barat pasar dengan mengubah seluruh kerangka bangunan menjadi baja ringan, bangunan lama yang ludes terbakar itu tidak ikut direnovasi.

Selain angin, faktor kerangka bangunan yang masih kayu, kata Jenaedi memicu api dengan cepat menjalar kemana mana. Titik api yang awalnya muncul dari sisi selatan, dimana banyak kios pedagang konveksi, mainan anak anak, sepatu, plastik, kosmetik dan emas berada, dengan cepat merembet ke sisi timur dan utara pasar.

Kebakaran yang diduga disebabkan konsleting listrik terjadi disaat dua orang penjaga sedang tidak berada di tempat. Kedua penjaga kata Junaedi pulang sebentar dan rencana kembali lagi pada pukul 19.00 WIB. "Dua orang penjaga memang pulang saat kebakaran terjadi," ungkap Junaedi.

Sementara dalam musibah itu bangunan baru berkerangka baja ringan di sisi barat, tidak ikut terbakar. Junaedi tidak membantah sebelum musibah terjadi pihaknya berencana merenovasi bangunan lama pasar.

Bahkan untuk kegiatan pembaharuan itu pihaknya sudah mengusulkan kebutuhan anggaran ke pemerintah pusat karena tidak bisa mengandalkan dana dari Pemkab Tulungagung, yang relatif kecil. Namun karena pasar Ngunut sudah pernah mendapat bantuan renovasi, ia sadar usulannya kemungkinan kecil akan direalisasi.

"Sudah diusulkan untuk rehab. Tapi karena sudah pernah dapat sesuai aturan tidak boleh dapat lagi," terangnya. Junaedi mengaku sudah mendengar suara dugaan pasar sengaja dibakar. Ia sempat menyebut contoh kasus kebakaran pasar di Madiun, dan Trenggalek.

Namun untuk di Pasar Ngunut Tulungagung, Junaedi berani memastikan tudingan kebakaran yang disengaja itu tidak terjadi. "Pro dan kontra pedagang soal rencana rehab juga tidak ada," tegasnya.

Dalam kesempatan itu Junaedi juga menambahkan, yang dibutuhkan pedagang saat ini adalah tempat penampungan sementara dimana para pedagang masih bisa berjualan. Sementara informasi yang dihimpun Sindonews, sebelum terjadi kebakaran hebat, muncul sikap pro kontra pedagang terkait menyikapi rencana renovasi dan pemindahan pedagang sementara.

Banyak pedagang yang menolak renovasi karena merasa keberatan jika harus berpindah sementara di kawasan bekas pabrik gula Kunirwungu, Kecamatan Ngunut. "Diduga karena alasan itu kemudian pasar terbakar," tutur salah seorang pedagang yang enggan disebut nama.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang meninjau langsung lokasi kebakaran memastikan pembangunan kembali pasar Ngunut akan segera dilakukan. Perencanaan pembangunan diserahkan pada Pemkab Tulungagung.

Sedangkan pembiayaan akan dipikul bersama Pemprov Jatim melalui perubahan APBD Provinsi tahun 2020 mendatang. Pengucuran dana melalui format bantuan keuangan kata Khofifah baru bisa direalisasikan bulan Juli 2020. "Formatnya sharing anggaran fifty-fifty. Tapi pemprov bisa lebih 50 persen," katanya.

Adapun besar anggaran untuk recovery pasar Ngunut diperkirakan menghabiskan Rp48 miliar dengan asumsi setiap meternya jatuh biaya Rp4 juta. Langkah terdekat yang dilakukan pemerintah saat ini adalah membangun tempat penampungan sementara.

Para pedagang akan ditempatkan di dekat lokasi pasar dimana mereka diharapkan masih bisa berjualan seperti biasa. "Masih perkiraan (Rp48 miliar), kita tidak bisa bilang fix," kata Khofifah.

Dalam kesempatan itu Khofifah juga menyinggung soal ganti rugi yang menurutnya Pemkab Tulungagung dan Kepolisian masih melakukan inventarisir data. Seperti diberitakan, kebakaran hebat melanda pasar Ngunut Kabupaten Tulungagung Jumat (8/11/2019). Dalam musibah itu sedikitnya ada 800 pedagang yang kios dan lapaknya telah menjadi korban.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8510 seconds (0.1#10.140)