Minna Minkum Nusantara, Persembahan Perupa untuk Kota Pahlawan

Minggu, 10 November 2019 - 08:01 WIB
Minna Minkum Nusantara, Persembahan Perupa untuk Kota Pahlawan
Pengunjung mengamati karya seni rupa bertajuk Minna Minkum Nusantara, di AJBS Gallery Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (09/11/2019). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Nopember 1945 silam merupakan bulan dimana arek-arek Suroboyo yang datang dari berbagai penjuru tanah air, menumpahkan darahnya untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah. Peristiwa sejarah pada 10 Nopember itu mencatat bahwa Surabaya adalah kota pahlawan.

Mengambil bagian pada momen bersejarah itu, para seniman dari berbagai daerah di tanah air mempersembahkan karya-karya terbaik mereka untuk kota pahlawan. Ada 23 Seniman lintas generasi dan lintas aliran mempersembahkan 46 karya seni rupa terbaik dalam bingkai "Minna Minkum Nusantara".

Karya-karya spektakuler para perupa hebat, mulai dari lukisan, patung, Instalasi dan new media art, menghiasi ruang pajang AJBS Gallery Surabaya, mulai 09 Nopember hingga 17 November 2019.

Seniman sekaligus peneliti, Faisal Kamandobat mengungkapkan, Minna Minkum Nusantara merupakan pameran yang mengolah berbagai fenomena nusantara, baik semangat, gagasan, praktik, maupun materialitasnya, sesuai dengan konteks dan kebutuhan hari ini.

"Minna Minkum Nusantara", kata dia, adalah sebuah frasa dari judul lagu Leo kristi yang berarti "dari kami" (minna) dan "dari kalian" (minkum) Nusantara. Dengan kata lain, Nusantara bukan peradaban yang “hak patennya” dimiliki oleh seseorang atau kelompok tertentu mengingat kelompok-kelompok sosial, budaya dan peradaban lain pun memiliki saham yang tak kalah besarnya.

"Nusantara sebuah peradaban yg diciptakan oleh berbagai pihak, jadi nusantara tidak ada yang berhak mengklaim," katanya.

Faisal mengatakan, dalam konteks seni, seni rupa modern Indonesia bukan “turunan” apalagi “milik” Barat sebagai penemu modernitas, melainkan milik banyak pihak karena kita sebagai penduduk Nusantara, memberi banyak unsur tambahan lain untuk mencipta dan menjadi modern—Barat hanya satu dari sekian banyak unsur yang kita gunakan.

Para seniman dapat menggunakan keterampilan, gagasan dan semangatnya untuk melahirkan karya-karya terbaik, baik dengan merespons kultur-kultur lokal maupun persinggungannya dengan entitas-entitas global, serta dengan menggunakan medium dan format yang tersedia di berbagai ragam budaya dan pengetahuannya, sesuai dengan semangat Nusantara yang saling silang dan saling berbagai (minna-minkum) hingga melahirkan kekayaan kultural dan peradaban yang khas dan kosmopolitan

"Karya-karya disini merepresentasikan itu. Ini penting dilakukan di Surabaya tepat pada bulan Nopember, dimana 10 Nopember adalah hari pahlawan. Pameran ini menyatukan keindonesiaan kita sebagai nusantara,"tegasnya.

Pelukis Ismanto Wahyudi, misalnya, ia mencoba untuk mengungkapkan visual simbolism, China masuk di indonesia lewat pesisir dan terbentuk sampai hari ini. Konsep peleburan culture, termasuk fashion dan makanan.

Ismanto hadir dengan mengembangkan gaya dekoratif dalam semangat yang lebih ideologis dan futuristik. Lukisannya yang berjudul Warrior Who Reject the War menampilkan seorang prajurit mengendarai gajah berbelalai banyak yang meringkus aneka senjata.

Disusul dengan lukisan new chapter berupa naga yang berbicara dengan ikan-ikan berbentuk kapal selam. Dua karya Ismanto tersebut menggunakan gaya yang khas Nusantara. Tak jauh beda dari batik dan ukiran untuk merespons situasi kontemporer yang penuh perselisihan antar kelompok, serta hadirnya peradaban baru "new chapter" berupa naga yang menggeliat di lautan, mengingatkan kita pada isu hadirnya China di laut China Selatan.

Nihil Pakuril dari Talenta Organizer, berharap pameran ini bisa menimbulkan semangat, imajinasi, wawasan serta pembelajaran, mengingat saat ini masyarakat semakin melupakan kenusantaraan. Masalah identitas menjadi tegang, ketika suatu kelompok berebut sumber daya.

"Seni dan seniman memang tidak pernah lepas dari perjalanan suatu bangsa, menurut pendapat kami, seni dan karya seni ikut membentuk karakter suatu bangsa,"pungkasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9675 seconds (0.1#10.140)