Kota Malang Jadi Jantungnya Industri Kreatif Berbasis Komunitas

Senin, 11 November 2019 - 10:56 WIB
Kota Malang Jadi Jantungnya Industri Kreatif Berbasis Komunitas
Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, hadir di Grand Show Festival Mbois 4 di Kawasan Kayutangan, Kota Malang. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Sepanjang Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, yang di era kolonial dikenal dengan nama Jalan Kayutangan, begitu meriah dengan deretan produk unik dan kreatif.

Karya-karya generasi milenial di Malang Raya, hadir menyesaki jalanan di pusat kota bersejarah itu. Beberapa penampilan kesenian tradisional, dan modern juga hadir di sepanjang jalan penuh catatan bersejarah bagi perjalanan Bangsa Indonesia tersebut. Di panggung utama, dihadirkan kesenian kolosal tentang Ken Arok, yang menjadi cikal bakal Nusantara.

Di seberang jalan, berdiri kokoh bekas gedung Societeit Concordia di masa kolonial, yang juga menjadi tempat sidang pertama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), atau lembaga legislatif pertama Indonesia, sebelum menjadi MPR dan DPR.

Di antara catatan sejarah itu, kreativitas Kota Malang, dipersembahkan dengan penuh dinamis oleh generasi milenial dalam Festival Mbois 4. Festival yang empat tahun ini konsisten digelar sebagai festival ekonomi kreatif.

"Ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang dihadirkan di Festival Mbois 4 ini. Ini sebagai bentuk konsistensi Pemkot Malang, dalam mendukung komunitas-komunitas kreatif untuk terus tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru," tutur Kepala Dinas Perindustrian Kota Malang, Wahyu Setianto.

Menurut Wahyu, komunitas-komunitas kreatif yang banyak diisi generasi muda tersebut, salah satunya tergabung dalam Malang Creatif Fusion (MCF). Mereka selama empat tahun terakhir konsisten membangun ekonomi kreatif, yang berbasis kepada pengembangan usaha mikro.

Upaya menumbuhkan ekonomi kreatif berbasis komunitas, yang juga mengangkat usaha mikro di Kota Malang, juga ditegaskan Wali Kota Malang, Sutiaji. "Kehadiran komunitas yang terus berkembang untuk membangun ekonomi kreatif ini, terus kami dukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.

Ekonomi kreatif yang terus berkembang, diharapkannya mampu menjadi daya ungkit pengembangan usaha mikro kecil di tengah masyarakat. Sehingga, kehadiran ekonomi kreatif bisa menekan kesenjangan kesejahteraan, dan mengurangi angka pengangguran terbuka.

Orang nomor satu di Kota Malang tersebut melihat, ada kemauan kuat dari komunitas-komunitas pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkembang, dan terus maju menjadi kekuatan ekonomi baru.

"Malang Raya akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), tentunya ini menjadi peluang besar bagi industri kreatif untuk terus maju dan berkembang bersama. Kami juga akan terus memberikan dukungan, termasuk sertifikasi kelayakan porduk industri kreatif agar bisa bersaing secara internasional," tuturnya.

Bentuk dukungan sertifikasi kelayakan produk usaha kreatif ini, diakui Sutiaji dilakukan agar produk-produk kreatif dari Kota Malang, bisa masuk ke pasar internasional, salah satunya ke Rusia.

Sementara Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan, ekonomi kreatof di Kota Malang, sudah banyak dikenal secara nasional dan internasional. "Kota Malang itu, jantungnya industri kreatif di Jawa Timur (Jatim)," tuturnya.

Industri di bidang aplikasi dan game asal Kota Malang, sudah masuk pasar inteernasional, dan diakui dunia. Komunitas ekonomi kreatifnya, menurut Emil, juga berkembang dengan baik. Diharapkan, generasi milenial ini mampu membangun konsistensi di bidang ekonomi kreatif, sehingga mampu menjadi kekuatan baru ekonomi.

"Banyak produk kreatif yang dikembangkan komunitas-komunitas di Kota Malang, diharapkan selalu konsisten dan berkembang. Saya senang di Kota Malang, industri kreatif berbasis komunitas ini mampu terus tumbuh," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.1609 seconds (0.1#10.140)