HAPI: Ambruknya SDN Gentong Harusnya Bisa Dihindari
A
A
A
SURABAYA - Ambruknya atap ruang kelas di SD Negeri Gentong, Kota Pasuruan, yang menimbulkan korban jiwa, jadi catatan tersendiri bagi Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI).
Sampai saat ini, para aplikator di Indonesia yang tersertifikasi baru 5% saja. Para aplikator ini terdiri dari para tukang, mandor, konsultan bangunan serta vendor.
"Pentingnya sertifikasi adalah untuk menjaga kualitas bangunan, khususnya para aplikator yang selama ini spesialis di bidang atap bangunan," kata Ketua Umum DPP HAPI Mochamad Soleh ketika ditemui di sela-sela diskusi aplikator Surabaya, Senin (11/11/2019).
Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur yang baik tentunya tidak lepas dari empat hal. Mulai dari perencanaan, pengawasan, pemilihan produk dan tenaga pembangunan yang baik.
"Maraknya beberapa musibah yang terjadi belakangan ini tidak terlepas dari empat hal itu," ucapnya.
HAPI sendiri, lanjutnya, dalam hal ini ingin ikut ambil bagian dalam mencetak tenaga aplikator yang handal dan terpercaya dengan berbagai macam program kegiatan. Salah satunya Pelatihan dan Sertifikasi Keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Selain sebagai organisasi non-profit yang berbasis pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, HAPI juga berperan menjembatani kebutuhan pemilik proyek baik swasta maupun pemerintah daerah atas kebutuhan pencarian tenaga aplikator yang bersertifikat.
"Kalau para aplikator bersertifikat, maka mereka memiki standar bekerja dan kualitas yang terjamin," jelasnya.
Di Indonesia sendiri, sepanjang tahun ini HAPI menargetkan bisa mendirikan 28 cabang di seluruh Indonesia. "Setidaknya kami harus bisa memiliki 1.000 anggota," imbuhnya.
Sampai saat ini, para aplikator di Indonesia yang tersertifikasi baru 5% saja. Para aplikator ini terdiri dari para tukang, mandor, konsultan bangunan serta vendor.
"Pentingnya sertifikasi adalah untuk menjaga kualitas bangunan, khususnya para aplikator yang selama ini spesialis di bidang atap bangunan," kata Ketua Umum DPP HAPI Mochamad Soleh ketika ditemui di sela-sela diskusi aplikator Surabaya, Senin (11/11/2019).
Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur yang baik tentunya tidak lepas dari empat hal. Mulai dari perencanaan, pengawasan, pemilihan produk dan tenaga pembangunan yang baik.
"Maraknya beberapa musibah yang terjadi belakangan ini tidak terlepas dari empat hal itu," ucapnya.
HAPI sendiri, lanjutnya, dalam hal ini ingin ikut ambil bagian dalam mencetak tenaga aplikator yang handal dan terpercaya dengan berbagai macam program kegiatan. Salah satunya Pelatihan dan Sertifikasi Keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Selain sebagai organisasi non-profit yang berbasis pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, HAPI juga berperan menjembatani kebutuhan pemilik proyek baik swasta maupun pemerintah daerah atas kebutuhan pencarian tenaga aplikator yang bersertifikat.
"Kalau para aplikator bersertifikat, maka mereka memiki standar bekerja dan kualitas yang terjamin," jelasnya.
Di Indonesia sendiri, sepanjang tahun ini HAPI menargetkan bisa mendirikan 28 cabang di seluruh Indonesia. "Setidaknya kami harus bisa memiliki 1.000 anggota," imbuhnya.
(eyt)