Mengerikan! Teror Penyiram Cairan Kimia Bergentayangan

Selasa, 12 November 2019 - 07:38 WIB
Mengerikan! Teror Penyiram Cairan Kimia Bergentayangan
Sakina (60) pedagang sayur terluka bakar, usai disiram cairan kimia ketika pulang berjualan sayur pada Jumat (8/11/2019). Foto/SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Warga di wilayah Jakarta Barat, wajib waspada. Ada teror penyiraman cairan kimia. Para peneror bergentayangan melakukan aksinya dengan sasaran para pejalan kaki.

Pelaku aksi teror ini biasanya menggunakan sepeda motor, lalu menyerang sejumlah pejalanan kaki. Sejumlah korban telah berjatuhan. Terakhir, Sakina (60) pedagang sayur, mengalami luka bakar usai disiram ketika pulang berjualan sayur pada Jumat (8/11/2019).

Kejadian tersebut membuat kulit bagian kepala dan leher sebelah kanannya melepuh. "Kejadian sekirtar jam 7.00 WIB, waktu itu saya mau pulang," kata Sakina ditemui di rumahnya Taman Aries, RT 11/06, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (11/11/2011)

Sebelumnya dua siswi SMP Kebon Jeruk Aurel dan Pramewesri menjadi korban penyiraman air kimia orang tak dikenal di Jalan Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat, Selasa (5/11/2019) petang. Kejadian ini membuat keduanya terluka di bagian kepala.

Sakina melanjutkan, kejadian yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari rumahnya itu sempat membuat dirinya histeris. Awalnya, ia tak menyangka air yang di lemparkan kepadanya merupakan air kimia. "Saya pikir hujan, karena kejadian begitu cepat. Saya bersihkan aja cairan itu," katanya.

Sekitar 5-10 menit usai disiram, barulah ia merasakan perih di bagian kepala. Sakinah sempat membuka baju lantaran tak kuat menahan perih, sembari jongkok lemas, ia meminta tolong warga sekitar. Kebetulan, karena lokasi yang berdekatan dengan pos keamanan komplek.

Warga lantas berbondong menolongnya, ia dibawa ke Dokter umum tak jauh dari lokasi yang kemudian merujuknya ke RSU Kembangan. "Dari situ saya baru mengetahui air yang disiram merupakan cairan kimia," ucapnya.

Meski pelaku bergerak cepat, namun Sakina melihat pelaku menggunakan sepeda motor dan berjalan sendiri. Dari matanya yang samar samar, ia melihat pelaku menggunakan baju merah. “Yah samar samar mah bajunya berwarna merah,” jawab Sakina saat ditanya ciri ciri pelaku.

Dua Siswi Membaik
Ditemui terpisah, Aurel dan Prmewesti hingga kini kondisi telah membaik. Hal itu terungkap saat ditemui wartawan menemui keduanya di rumahnya, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (11/11/2019). "Kalau aku sih ngerasa udah sehat, udah gak perih lagi," jawab Prmewesti yang diamini Aurel.

Meski demikian, kulit keduanya masih tak lagi mulus, Pramewesti terlihat masih terluka dibagian tangan, sementara Aurel masih menyisahkan luka begitu banyak di kepala Aurel, yakni bibir bawah dan perut.

"Sekarang sudah agak baik, tinggal dioles salep saja," kata Aurel. Sekalipun membaik, namun keduanya belum berencana kembali masuk sekolah. Luka bakar yang masih ada membutuhkan pemulihan cukup lama, karena itu pihak sekolah menyarankan agar istirahat.

Selidiki
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kebon Jeruk, AKP Erick Sitepu menegaskan, pihaknya masih menyelidiki kasus penyiraman dua pelajar yang terjadi di wilayahnya. Erick menegaskan, pihaknya belum memastikan bahwa air disiram bukan merupakan air keras. Sebab saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium."Penyidik telah mengirim sampel barang bukti dan saat ini sedang dianalisa di Pusat Labotarium Forensik," kata Erick Sitepu.

Meski demikian, luka yang menimpa keduanya telah didalami pihaknya. Hasil visum menjadi bukti bersamaan dengan rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang dikantongi pihaknya.Termasuk soal motif yang terjadi, Erick mengakui belum mengetahui selama pelaku belum tertangkap. Sementara untuk kasus yang terjadi di Kembangan, Polres Metro Jakarta Barat belum memberikan pernyataan secara resmi.Jangan Kaitan Novel

Kriminolog Universitas Indonesia, Achmad Hisyam, meminta masyarakat tidak terjebak dan tak mengaitkan kasus ini dengan yang menimpa Novel Baswedan. Sebab dari korbannya, antara ketiga korbannya dengan Novel jelas berbeda. “Ini diduga berbeda. Kita lihat background korbannya dulu. Novel siapa? Dan ketiganya sapa?,” ucap Hisyam.

Terlebih, selama ini Polri tengah mendapatkan tekanan untuk mengungkapkan kasus Novel. Karenanya, Hisyam menyarankan polisi mentimeline kasus ketiganya. Dengan demikian fakta serta motif akan terungkap. “Saya harap tidak ada hubungannya dengan kasus novel. Saya khawatirnya begitu polisi dalam keadaan tertekan dalam selesaikan kasus novel sehingga dikorbankan seseorang jadi tersangka,” ucapnya.

Selain itu, untuk mengungkapkan kasus ini, Hisyam melihat semestinya polisi dengan mudah mengungkapkan kasus. Sebab bila melihat alat bukti, yakni cairan kimia yang digunakan pelaku tidak mudah untuk membelinya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2096 seconds (0.1#10.140)