Kaya Protein, Kacang Hijau Jadi Solusi Ketahanan Pangan

Rabu, 13 November 2019 - 05:40 WIB
Kaya Protein, Kacang Hijau Jadi Solusi Ketahanan Pangan
Kacang hijau merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik karena tingginya nilai protein di dalamnya. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Kacang hijau diyakini mampu menjadi solusi ketahanan pangan serta meningkatkan diversifikasi pangan.

Selain mudah diakses dan murah, kacang hijau juga merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik karena tingginya nilai protein di dalamnya.

Merujuk pada kondisi tersebut, PT East West Seed Indonesia (EWINDO) bekerja sama dengan program kerjasama pemerintah Indonesia - Australia, Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Potret Kebutuhan dan Pasokan Kacang Hijau untuk Kebutuhan Industri Mendukung SDM Unggul”.

Managing Director EWINDO Glenn Pardede mengatakan, benih kacang hijau berkualitas adalah salah satu solusi untuk meningkatkan produksi kacang hijau dalam kaitannya untuk meningkatkan ketahanan serta diversifikasi pangan.

"Selain itu, ini adalah upaya kami untuk membantu pemerintah menggalakkan konsumsi kacang hijau untuk menciptakan generasi sumber daya manusia yang unggul serta bebas stunting,” jelas dia, Selasa (12/11/2019).

Menurut US Department of Agriculture dalam 100 gram kacang hijau mengandung sebanyak 23 gram protein. Nilai tersebut ternyata jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan protein pada beras, jagung, dan gandum. Ketiga bahan makanan pokok tersebut hanya berisi protein sebesar 7,6 gram, 9,8 gram, dan 7,3 gram protein per 100 gram-nya.

Tantangan mendasar usaha budidaya kacang hijau petani adalah produktivitas yang belum maksimal. Salah satunya disebabkan karena kurangnya penggunaan benih unggul bersertifikat serta penerapan teknologi yang belum optimal. Selain itu ketersediaan benih kacang hijau berkualitas juga masih sedikit.

Banyak petani yang menggunakan benih kacang hijau asal-asalan, tidak bersertifikat dan tanpa jaminan mutu benih, sehingga hasilnya jauh dari harapan.Saat ini banyak pihak berusaha serius mengembangkan riset perbenihan kacang hijau dengan potensi luas lahan lebih dari 240.000 hektar dengan kebutuhan benih mencapai 6.000 ton setiap tahunnya.

Dari sisi pasar, menurut Kementerian Pertanian (Kementan) mengalami peningkatan yang significant untuk ekspor. Menurut BPS pada periode Januari-Juni 2019 ekspor kacang hijau segar dikirimkan ke Taiwan, Filipina, RRC, Jepang, Hongkong, Taiwan, Vietnam dan Timor Leste sebanyak 3.489 ton dengan nilai Rp 4,5 miliar. "Semua komoditas tanaman pangan jenis kacang-kacangan, kacang hijau lebih feasible dan possible untuk dipacu. Nilai ekonomisnya bagi petani dan industri sangat tinggi," kata Ekonom Pertanian IPB Prof M Firdaus.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 30,8% di 2018. Artinya 1 dari 3 balita mengalami stunting. Kategorinya adalah balita yang memiliki badan sangat pendek 11,5% dan tinggi badan pendek mencapai 19,3%.

"Pasokan yang berlimpah, mudah diakses dan murah menjadi kunci untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kacang hijau sangat ideal, rumah tangga maupun industri dapat mudah mengolahnya menjadi makanan bergizi tinggi,” kata Nutrisionis dan pengurus pusat PERGIZI Pangan Dr Budi Setiawan.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1083 seconds (0.1#10.140)