Aplikasi Diagnosis THT, Mahasiswa FK Unusa Juara Kompetisi Ilmiah
Ali Masduki
SURABAYA - Antrean panjang yang sering dialami pasien penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), mendorong empat mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendesain sebuah aplikasi yang bisa membantu dokter melakukan diagnosis awal.
Harapannya input data pasien sebagai diagnosis awal bisa menyingkat waktu tunggu pasien.
Tak hanya diinstal pada smartphone, aplikasi tersebut juga divisualkan dalam sebuah poster ilmiah. Hasilnya dua karya ilmiah dalam bentuk literatur review dan poster dengan judul yang sama ‘Quick Respon Mobile (QRM) dengan metode artificial intellegence (AI) membantu dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit THT’, berhasil menjuarai kompetisi nasional Holistic (Halu Oleo Scientific Competition) 2019. Mereka adalah Diaz Syafrie Abdillah, Afira Febriani Wijaya, Muhammad Jauhan Farhad, dan Firda Nur Laila.
“Fakultas Kedokteran mengirimkan dua tim dari mahasiswa semester 7. Alhamdulillah kedua tim berhasil meraih juara, masing-masing juara 1 kategori poster ilmiah dengan tim Muhammad Jauhan Farhad, Firda Nur Laila, Diaz Syafrie Abdillah. Juara 3 untuk literatur review dengan tim Diaz Syafrie Abdillah, Afira Febriani Wijaya,” kata Dr Handayani, Dekan FK Unusa sekaligus dosen pembimbing.
Menurut Dr Handayani, kemenangan mereka tidak lepas dari tema teknologi yang diaplikasikan dalam bidang kesehatan. “Sebagai universitas bidang kesehatan dan teknologi, Unusa akan terus mengembangkan smarthealth. Penyusunan karya ilmiah ini juga didukung tim sistem informasi,” kata dia.
Tahun ini kompetisi nasional Holistic sudah digelar keempat kali oleh Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Kendari. Holistic 2019 yang mengusung tema penyakit THT ini diikuti total 53 tim dari 19 FK universitas negeri dan swasta seluruh Indonesia. Sedangkan gelaran final pada 25-27 Oktober 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara diikuti 21 finalis.
Diaz Syafrie Abdillah, ketua tim karya ilmiah mengatakan, metode AI mampu mengefektifkan waktu antara pasien THT dengan dokter. Harapannya bisa menjadi sarana salah satu teknik komunikasi baru antara dokter dan pasien.
“Dengan aplikasi QRM, pasien bisa melakukan input data tentang gejala yang dideritanya. Sedangkan metode AI yang merupakan kecerdasan buatan, mampu memproses input data pasien menjadi diagnosis awal gejala THT. Yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai penatalaksanaan awal untuk membantu dokter dalam pemeriksaan,” kata dia saat jumpa pers di lantai 8 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.
Diakui Diaz ide karya ilmiahnya tersebut masih akan terus dikembangkan, seperti fasilitas chat dengan pasien sebagai sarana komunikasi langsung. Fasilitas chat ini perlu admin yang juga memahami masalah kesehatan.
Ide diagnosis awal THT untuk membantu dosen ini juga diikutkan dalam lomba poster publik. Tujuannya agar pasien lebih memahami prosedur aplikasi QRM tersebut. “Karena temanya poster ilmiah, kami desain lebih sederhana namun tetap informatif,” kata Ketua Tim Poster Ilmiah Muhammad Jauhan Farhad.
(nth)
- Awas! Pemberian Nafas Buatan Rentan Penularan Penyakit
- Launching GENUS, Unusa Incar Level ASEAN
- OPOP Ikuti Startup Festival 2019, Unusa Hadirkan 5 Inovasi
- BWI Pusat Ajak Sivitas Unusa Jadikan Wakaf sebagai Gaya Hidup
- One Pesantren One Product, Unusa Perlu Libatkan SMK Berbasis Ponpes
- Unusa Gembleng 73 Mahasiswa PPG-SD, Ini Tujuannya
- Agar Anak Menyukai Wortel, Mahasiswa Unusa Gagas Puding Carrota
- Unusa Gelar Lomba Kreasi Media Pembelajaran Inovatif Matematika SD
- Unusa Ikuti Kongres Dunia ICSB 2019 di Mesir
- Unusa Beri Pendampingan dan Bimbingan SMK Kesehatan di Jatim
- Suharso Monoarfa Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Central Queensland University Australia
- Taklukkan Pebiliar Malaysia, Jaka Susul Lando ke Babak 8 Besar
- Pengungsi Akibat Konflik dan Kekerasan di Nduga Papua Diminta Segera Pulang
- Empat Pemerkosa dan Pembakar Dokter Hewan India Ditembak Mati Polisi
- Zulhas Didukung 28 DPW PAN, Mulfachri Harahap Didukung Amien Rais
- Begini Nasib Harley Davidson Selundupan Dirut Garuda
- Polda Masih Tunggu Hasil Labfor Soal Ledakan di Monas
- Moratorium Daerah Otonomi Baru Perlu Dicabut
- Syarat Pendaftar Baru Akun Instagram Harus 13 Tahun
- Politisi Demokrat Dukung Junimart Laporkan Rocky Gerung ke Polisi