Gertak AS, Iran Gelar Latihan Perang di Teluk Persia

Sabtu, 22 September 2018 - 06:41 WIB
Gertak AS, Iran Gelar Latihan Perang di Teluk Persia
Pesawat-pesawat jet tempur Sukhoi milik militer Iran. Foto/REUTERS/Morteza Nikoubazl/File Photo
A A A
TEHERAN - Latihan perang digelar Iran di kawasan Teluk Persia. Mereka menunjukkan berbagai manuver pertempuran dihari Jumat, dengan tujuan menggertak Amerika Serikat (AS).

Mesin perang Iran, melakukan manuver di dekat Selat Hormuz. Mereka ingin menunjukkan kepada Washington, bahwa Teheran dapat menutup selat itu untuk menghentikan pengiriman minyak dunia.

Ancaman akan menutup Selat Hormuz tersebut, penah dilakukan Teheran, setelah Washington memulihkan sanksi larangan ekspor minyak Iran yang efektif berlaku mulai 4 November mendatang.

Teheran telah mengancam akan mengambil langkah-langkah militer, untuk memblokir ekspor minyak dari negara lain, termasuk sekutu AS di Timur Tengah melalui Selat Hormuz jika ekspor minyaknya diganggu.

"Jika musuh dan kekuatan arogan mengawasi perbatasan dan tanah (Republik) Islam Iran, mereka akan menerima balasan berdebar-debar dalam sepersekian detik," kata pejabat militer Iran, Kolonel Yousef Safipour, mengacu pada latihan perang tersebut, seperti dikutip Reuters.

Menurutnya, Iran memiliki beberapa kemampuan angkatan laut yang kredibel, yang dapat menutup jalur laut untuk sementara waktu.

Beberapa aset militer yang dikerahkan dalam latihan perang Iran, antara lain jet tempur Mirage, F-4 dan Sukhoi-22. F-4 dan Sukhoi, keduanya pertama kali terbang pada 1960-an, sedangkan Mirage pertama kali terbang pada 1970-an.

Iran, di bawah sanksi berat, belum membeli jet tempur atau komponen baru dalam waktu yang lama, tetapi telah menunjukkan keterampilan yang cukup besar dalam menjaga stoknya untuk tetap terbang selama beberapa dekade.

AS sendiri, tetap mempertahankan kehadiran pasukannya di Teluk Persia, di mana yang terbaru adalah pengiriman kapal induk yang sarat dengan jet tempur siluman F-35.

AS memiliki kekuatan udara yang cukup besar di Timur Tengah, dan memonitor secara dekat Teluk Persia. Selain itu, sekutu AS seperti Arab Saudi tidak benar-benar berlayar melalui teluk tersebut.

Pada hari Sabtu (22/9/2018), Iran akan melakukan latihan militer besar-besaran dengan melibatkan 600 kapal angkatan laut. Menurut media pemerintah yang dikutip Reuters, jumlah kapal itu kemungkinan termasuk kapal serangan cepat Iran, atau speedboat militer yang telah mempermalukan kapal AS di masa lalu.

Teheran pada saat ini siap-siap ditinggalkan oleh para klien minyaknya, yang telah mengantisipasi sanksi AS. Iran sering mengancam unjuk kekuatan militer terhadap AS, atau tetangganya, tetapi jarang diwujudkan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7207 seconds (0.1#10.140)