HCML Beber Peluang Lulusan Ilmu Sosial di Industri Hulu Migas

Jum'at, 15 November 2019 - 07:41 WIB
HCML Beber Peluang Lulusan Ilmu Sosial di Industri Hulu Migas
Manager HR dan General Affairs HCML, Wisnu Prasedyoko saat memberi kuliah tamu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Jawa Timur (Jatim) boleh dikatakan adalah surganya gas alam. Bahkan masyarakat di Jatim sudah merasakan nikmat dan murahnya gas alam di dapur rumah mereka masing-masing.

Salah satunya adalah warga Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo yang baru menikmati Jaringan Gas (Jargas) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan gasnya diproduksi oleh Husky - CNOOC Madura Limited (HCML). HCML sendiri beroperasi di Madura yakni Sampang (Pulau Mandangin) dan Sumenep serta di Pasuruan.

Kini tak hanya industri dan restoran saja yang bisa menikmati gas bersih dan murah, tapi sektor rumah tangga. Semakin dibutuhkannya energi murah maka kebutuhan akan sumber gas alam pun meningkat. Artinya dibutuhkan banyak ekploitasi gas alam untuk memenuhinya.

Bisnis ekplorasi dan ekploitasi gas adalah bisnis yang padat modal. Sebab proses pencarian sumber gas alam tidaklah mudah. Hal ini diungkap oleh Manager HR dan General Affairs HCML, Wisnu Prasedyoko, dalam kuliah tamu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

"Saat ini HCML merupakan 3 besar penyumbang produksi gas di Jatim dengan produksi gas sekitar 101 Million Metric Standard Cubic Feet of Day (MMSCFD), dengan market share 18 persen. Sedangkan yang pertama masih dipegang Kangen Energy Indonesia (KEI) sebesar 27%, yang kedua PHE WMO sebesar 22%," jelas Wisnu, saat ditemui wartawan, Kamis (14/11/2019).

Menurut dia, dunia ekploitasi migas, tak hanya padat modal, tapi juga butuh teknologi tinggi dan ilmu geologi yang mumpuni. Tahap awal diperlukan uji seismik untuk melihat potensi gas. Setelah itu, baru akan dilakukan ekplorasi untuk melihat lebih riil potensi gas baik di bawah tanah (Onshore) maupun yang ada dibawah permukaan laut lepas (offshore).

"Setelah ekplorasi menghasilkan potensi gas yang ekonomis, maka perusahaan akan mencari pembeli gasnya dulu. Sebab gas tak bisa di stok dalam sebuah wadah penampung seperti halnya minyak mentah. Jadi kami harus menemukan pembeli dan jaringan pipanya dulu, baru kami bisa produksi gas alam itu. Semua proses ini membutuhkan waktu, modal dan skill yang sangat detail," kata lulusan IKIP Malang itu.

Setiap tahun, kata dia, sektor industri hulu migas ini membutuhkan SDM yang handal. Tak hanya sumber daya dibidang teknik tetapi juga non teknik. Sebab urusan non teknik lainnya seperti humas, administrasi, manajerial pun butuh SDM yang handal. Syarat utamanya harus mampu menguasai bahasa Inggris dan memiliki standar yang ditentukan oleh perusahaan.

"Kami menantang kaum millennials untuk melihat dunia migas ini sebagai potensi untuk mengembangkan diri. Sebab anak muda ini nanti penerus sumber daya migas di tanah air ini," kata dia kepada mahasiswa non teknik yang hadir dalam kuliah umum itu.

Wisnu berharap, dengan banyaknya informasi seputar dunia migas yang didapat mahasiswa, akan membuat pemikiran mereka tentang dunia kerja semakin luas.

Kegiatan rutin yang dilakukan HCML di kampus ini memang menyasar mahasiswa. Selain memperkenalkan industri hulu migas, HCML juga ingin menepis anggapan bahwa hanya lulusan teknik yang bisa berkarir di industri migas.

"Bukan hanya orang teknik saja yang dibutuhkan di bidang ini (Industri migas) tapi kami juga banyak membutuhkan orang sosial. Seperti dari ilmu telekomunikasi agar apa yang kami punya juga bisa didengar masyarakat lebih mudah," pungkas Wisnu.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8198 seconds (0.1#10.140)