Imbas Pembatasan Stok, Kelangkaan Solar Terjadi di Mojokerto

Jum'at, 15 November 2019 - 19:10 WIB
Imbas Pembatasan Stok, Kelangkaan Solar Terjadi di Mojokerto
Kondisi SPBU 5461326 Balongmojo, Kecamatan Puri, Mojokerto sepi akibat solar langka.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Kelangkaan BBM jenis solar terjadi di wilayah Mojokerto. Ini disebabkan imbas dari pembatasan stok oleh Pertamina.

Sulitnya mendapatkan BBM jenis solar, tentunya membuat para sopir truk pusing tujuh keliling. Mereka terpaksa beralih ke BBM jenis Pertamina Dex agar kendaraan bisa tetap jalan. Padahal harga Pertamina Dex, dua kali lipat jauh lebih mahal.

Seperti yang disampaikan Ahmad Susilo, sopir truk asal Kabupaten Blitar. Susilo mengatakan, sejak beberapa hari terakhir, ia mengaku kesulitan untuk mendapatkan BBM jenis solar. Hampir di beberapa SPBU sepanjang Sidoarjo-Mojokerto, solar langka.

"Di Sidoarjo ada di satu SPBU, namun antreannya sangat panjang. Karena mengejar waktu, akhirnya saya memilih meneruskan perjalanan. Perkiraan saya di Mojokerto ada, ternyata justru meleset. Di sini kosong juga," ujar Susilo kepada awak media, Jumat (15/11/2019).

Kelangkaan solar ini, membuat Susilo merugi. Lantaran biaya yang dikeluarkan untuk satu kali trayek pengiriman barang dari Blitar ke Sidoarjo membengkak. Sebab, mereka harus beralih menggunakan BBM jenis Pertamina Dex atau Dexlite yang harganya jauh lebih mahal karena nonsubsidi.

"Mau bagaimana lagi, dari pada mobil gak jalan. Saya baru pertama kali pakai Pertamina Dex. Harganya mahal Rp11.700 di banding harga solar yang Rp5.150 perliter," jelas Susilo saat ditemui di SPBU Balongmojo, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Sementara itu, kelangkaan BBM jenis solar memang terjadi di seluruh SPBU di wilayah Mojokerto. Diantaranya, di SPBU di sepanjang jalur by pass Mojokerto. Mulai dari SPBU Meri Kota Mojokerto, SPBU Balongmojo Kecamatan Puri, SPBU Japan Kecamatan Sooko, SPBU Brangkal, Hingga SPBU di Wilayah Trowulan.

Pengawas SPBU 5461326 Balongmojo, Kecamatan Puri, Saniman, 50, mengatakan, kelangkaan BBM jenis solar ini dipicu pengurangan pasokan dari pertamina. Imbasnya, jatah solar di SPBU dikurangi. Untuk SPBU di tepi jalan nasional, kini hanya mendapatkan jatah 16 kiloliter (kl).

"Istilahnya itu dikitir atau dijatah. Sekarang jatahnya dibatasi hanya 16 kl, tidak bisa nambah lagi. Jam pengiriman pasokan solar juga tidak diketahui jadwalnya, sehingga tidak bisa memastikan kapan pasokan solar datang," katanya.

Padahal, lanjut Saniman, dalam sehari, SPBU Balongmojo biasanya mampu menghabiskan solar hingga 17 kl. Dengan adanya pembatasan pasokan solar ini, banyak kendaraan yang memilih putar balik. Namun, ada juga yang terpaksa membeli BMM jenis Pertamina Dex.

"Tapi ada juga sopir yang nekat menginap di SPBU agar dapat solar. Biasanya mereka itu sopir-sopir truk yang dengan tonase besar dan perjalanannya jauh," terang Dia.

Sementara, untuk pemerataan, kata Saniman, beberapa SPBU biasanya menerapkan sistem pembatasan pembelian solar. Untuk satu kendaraan, biasanya hanya diperbolehkan membeli solar sebanyak 100 liter. Namun, ada juga SPBU yang tetap menjual tanpa batasan.

"Iya, memang ada beberapa SPBU biasanya menjatah 100 liter bagi setiap kendaraan. Biar rata, jadi semua pembeli bisa dapat. tapi itu kebijakan masing-masing SPBU," pungkas Saniman
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2790 seconds (0.1#10.140)