Teliti Sensor Kimia, Dosen Muda ITS Raih Young Scientist Award

Kamis, 21 November 2019 - 17:44 WIB
Teliti Sensor Kimia, Dosen Muda ITS Raih Young Scientist Award
Dosen Departemen Teknik Fisika ITS, Nur Laila Hamidah ST MSc ketika menerima Young Scientist Award. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Dosen Departemen Teknik Fisika ITS Nur Laila Hamidah ST MSc meraih penghargaan Young Scientist Award lewat penelitiannya mengenai sensor kimia dalam Asian Conference on Chemical Sensors (ACCS) 2019.

Young Scientist Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh komite ilmiah ACCS kepada para peneliti muda dengan usia di bawah 40 tahun yang telah mempublikasikan beberapa penelitian.

Komite Ilmiah ACCS berfokus pada penelitian yang berhubungan dengan sensor kimia atau sensor yang bisa mendeteksi jumlah zat kimia.

Emmy menjadi satu-satunya delegasi dari ITS yang meraih penghargaan tersebut. “Saya sekaligus mewakili universitas tempat saya mengenyam program doktoral, yaitu Universitas Kumamoto (Kumamoto University, Jepang, red),” jelas alumnus Universitas Nasional Sains dan Teknologi Taiwan itu, Kamis (21/11/2019).

Sebelumnya, Emmy meneliti sensor gas hidrogen melalui pengembangan membran oksida grafena. Oksida grafena sendiri merupakan salah satu material atom. “Saya harus mempresentasikan penelitian di depan beberapa profesor yang ahli dalam bidang sensor kimia,” kata perempuan kelahiran 10 Juli 1988 ini.

Selain itu, Emmy juga telah mempublikasikan penelitiannya tentang grafena oksida, salah satunya adalah jurnal yang berjudul Improving the Proton Conductivity of Graphene Oxide Membranes by Intercalating Cations yang terbit pada tahun ini. Publikasi seperti ini menjadi salah satu kriteria penilaian yang diterapkan Komite Ilmiah ACCS.

Lewat prestasinya ini, perempuan 31 tahun tersebut berharap supaya penelitian di Indonesia dapat berkembang lebih pesat lagi nantinya. Sebab, menurut dia, kualitas sumber daya manusia di Indonesia sebenarnya masih mampu untuk bersaing. “Saya juga berharap penelitian tidak hanya dalam bentuk publikasi, tetapi bisa dalam bentuk produk yang bisa dimanfaatkan masyarakat," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3155 seconds (0.1#10.140)