Pastikan Aman Dioksin, Pemkab Blitar Ambil 12 Sampel Telur Ayam

Kamis, 21 November 2019 - 20:52 WIB
Pastikan Aman Dioksin, Pemkab Blitar Ambil 12 Sampel Telur Ayam
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar mengambil 12 sampel telur ayam kampung untuk dibawa ke laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta. Foto/Ist
A A A
BLITAR - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar mengambil 12 sampel telur ayam buras (bukan ras) atau ayam kampung untuk dibawa ke laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta.

Selain untuk memastikan keamanan, pengambilan sampel sebagai pencegahan dini agar kasus telur dioksin (beracun karena limbah plastik) di Tropodo, Sidoarjo tidak terjadi di Blitar.

“Ini sebagai langkah antisipasi dini,“ ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka kepada Sindonews.com, Kamis (21/11/2019).

Sesuai data dinas peternakan dan perikanan, jumlah populasi ayam buras di Kabupaten Blitar mencapai 2,6 juta ekor, yang itu menyebar di 22 kecamatan.

Ayam buras itu banyak yang dipelihara seperti halnya ayam ras petelur, yakni dikandang serta mendapat makanan yang bermutu. Namun populasi yang diliarkan tidak sedikit, bahkan malah lebih besar.

Mengacu dari kasus telur dioksin di Sidoarjo, dimana datang dari ayam yang memakan limbah pabrik tahu, menurut Adi Andaka, pihaknya sengaja mengambil dua belas sampel telur yang berasal dari kawasan pabrik tahu.

Dia menyebut Kecamatan Kademangan, Sutojayan, Nglegok, Srengat dan Wlingi sebagai wilayah yang memiliki pabrik tahu dimana tidak tertutup kemungkinan di sekitarnya berkeliaran ayam buras. Apalagi ada pabrik tahu di pinggiran sungai Brantas yang informasinya memakai karet bekas sebagai bahan bakar.

“Karenanya sampel telur ayam buras yang kami ambil yang berada di lingkungan pabrik tahu juga,“ kata dia.

Sementara untuk telur dari ayam ras (petelur), Adi Andaka mengakui sempat terkena imbas isu telur dioksin. Meski demikian harga yang sempat jatuh itu sudah kembali normal.

Dia menjamin semua telur hasil peternakan ayam ras di Kabupaten Blitar aman dikonsumsi. Sebab telur yang diproduksi menggunakan cara good farming practice. Dalam sosialisasi pihaknya juga menghimbau masyarakat dan para peternak ayam petelur untuk tidak ikut ikutan resah. “Insyallah telur dari peternakan ayam Blitar dijamin aman,“ kata Adi Andaka.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Timur Hidayat Tur Rahman mengaku isu telur dioksin sempat meresahkan, terutama bagi peternak Blitar.

Kabupaten Blitar merupakan sentra peternakan ayam petelur yang menyumbang 20 persen dari kebutuhan telur nasional. Di Kabupaten Blitar terdapat 4.431 peternak ayam dengan populasi 11 juta ekor dimana rata rata berproduksi 450 ton telur per hari.

Secara regional Provinsi Jatim merupakan penyumbang 27,37% dari kebutuhan telur nasional. Sebab bagi Hidayat situasi yang merisaukan itu tidak bisa didiamkan begitu saja. Dia berharap pemerintah, baik tingkat dua maupun provinsi segera melakukan sosialisasi ke masyarakat.

“Sempat ada pengaruh dengan sedikit penurunan terhadap harga. Pemerintah harus segera melakukan koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi,“ kata Hidayat.

Seperti diberitakan International Polluttans Elimination Network (IPEN) bersama Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal Indonesia merilis laporan “Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain”.

Dari hasil penelitian yang dirilis November 2019 disebutkan pabrik tahu di Tropodo Sidoarjo terkontaminasi dioksin atau senyawa beracun hasil pembakaran sampah plastik.

Lokasi limbah plastik impor dari China itu juga mengkontaminasi telur yang dihasilkan ayam yang mencari makan disana. Tingkat dioksin telur ayam di Tropodo Sidoarjo dianggap sama dengan telur ayam di Bien Hoa Vietnam, yang dikenal memiliki kontaminasi dioksin terparah di dunia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1340 seconds (0.1#10.140)