Pemkot Ingatkan Warga Surabaya Waspadai Aksi Penculikan Anak

Sabtu, 23 November 2019 - 19:59 WIB
Pemkot Ingatkan Warga Surabaya Waspadai Aksi Penculikan Anak
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mewaspadai aksi penculikan anak yang akhir-akhir ini marak terjadi di daerah lain. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mewaspadai aksi penculikan anak yang akhir-akhir ini marak terjadi di daerah lain.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah memerintahkan para camat dan lurah agar membuat surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan mayarakat melalui RW dan RT setempat.

“Kami harap tidak ada penculikan anak di Surabaya. Makanya kami minta RT RW siaga,” kata Risma di Surabaya, Sabtu (23/11/2019)

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyebutkan, di sekolah-sekolah sudah dipasang CCTV. Dengan peralatan tersebut, akan bisa ditemukan siapa pelaku penculikan.

“Kami bisa akses ke Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Kamera (CCTV) tak hanya di sekolah, namun juga di masjid, gereja, kemudian mal. Kami ketahui gerak-geriknya (pelaku),” jelas dia.

Di sekolah, para guru diminta di luar ruangan ketika para siswa pulang. Di sisi lain, di area taman dan ruang publik lainnya juga dijaga oleh aparat satpol PP dan linmas.

Kepala BPB (Badan Penanggulangan Bencana) dan Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Surabaya, Eddy Christyanto mengatakan, surat edaran yang disampaikan para camat dan lurah se-Kota Surabaya untuk mengingatkan warga maupun para guru agar berhati-hati terhadap orang yang asing yang ingin menjemput anak mereka.

“Saat jam pulang sekolah atau di tengah jam pelajaran, kalau yang jemput orangnya gak kenal jangan dilepas. Harus orang yang biasa jemput,” kata Eddy.

Tak hanya orang tua, Eddy berharap pembantu rumah tangga (PRT) juga berhati-hati terhadap orang lain yang ingin menjemput putra-putri majikannya. Jika tak mengenal orang tersebut maka sebaiknya tak dizinkan.

“Misal, orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam ini,” kata dia.

Jumlah Kasatgas Linmas yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah sebanyak 154 orang, setara dengan jumlah kelurahan. Untuk itu, di masing-masing kelurahan memiliki satu orang kasatgas linmas.

Eddy mengakui keterbatasan personel menyebabkan, tidak semua sekolah bisa dipantau. Untuk itu, pihaknya hanya memonitor sejumlah sekolah tertentu yang memungkinkan berpotensi terjadi tindak penculikan.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4882 seconds (0.1#10.140)