Gubernur Jatim Tekankan Bantu Usaha Pesantren

Jum'at, 29 November 2019 - 16:56 WIB
Gubernur Jatim Tekankan Bantu Usaha Pesantren
Salah satu booth yang memamerkan produk digital Point of Sale saat Pameran OPOP Expo 2019 di JX International, Surabaya, Jumat (29/11/2019). Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar semua pihak, termasuk lembaga pemerintah untuk membantu usaha yang berbasis pesantren.

Imbauan itu sekaligus untuk menyukseskan target program One Pesantren One Produk (OPOP) yang digagas Pemprov Jatim. Dalam program OPOP ini, Pemprov Jatim menargetkan 1.000 produk baru dari lingkungan pesantren.

Khofifah mengatakan, dalam program OPOP tahun ini, pihaknya telah menggandeng beberapa pihak untuk mendorong tumbuhnya perekonomian skala usaha kecil menengah (UKM).

Selain untuk akses permodalan, juga untuk pemasaran. "Kami juga sudah menggandeng Bank Jatim Syariah dalam hal ini. Juga diikuti lembaga lain," kata Khofifah saat membuka OPOP EXPO 2019 yang digelar di JX International Surabaya, Jumat (29/11/2019).

Selain, Bank Jatim Syariah, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan PT Angkasa Pura 1, Bank Indonesia dan sejumlah e-commerce. Selain butuh akses pemodalan, usaha di lingkungan pesantren juga butuh akses pemasaran. "Ayo kita bantu usaha pesantren ini dari berbagai lini agar tumbuh produk-produk baru yang berkualitas dari pesantren," kata mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.

Dalam lima tahun ke depan, OPOP Jatim menargetkan pertumbuhan 1.000 produk baru dari lingkungan pesantren. Tahun ini, ditargetkan ada 150 produk baru. Tahun berikutnya, target dinaikkan menjadi 200 produk setiap tahunnya hingga tahun terakhir 250 produk. Khofifah yakin, dengan dukungan banyak pihak, target 1.000 produk baru dari pesantren akan bisa diraih. "Tentunya ini memang harus dikolaborasi," kata dia.

Sementara dalam OPOP Expo 2019 yang digelar selama 3 hari mulai tanggal 28-30 November ini, sedikitnya ada 45 booth. Dari jumlah itu, 30 booth di antara diisi produk-produk unggulan dari pesantren di Jawa Timur. Tak hanya produk fisik, pameran ini juga menghadirkan produk digital, yakni KipaPOS. Point of Sale ini digagas salah satu alumni Ponpes Gontor, David Rusdianto.

David mengatakan, UKM ataupun usaha yang dijalankan pesantren banyak terkendala oleh lemahnya pengelolaan atau manajemen usaha. KipaPOS, kata dia, turut membantu agar usaha kelas UKM maupun yang ada di lingkungan pesantren bisa dikelola secara baik. "Baik dari sisi manajemen keuangan, marketing, hingga permodalan," kata David.

Dengan menggunakan aplikasi berbasis website dan mobile ini, pelaku usaha tidak akan menemui kesulitan untuk mengelola keuangan dan manajerial lainnya. Selain itu, dengan manajemen usaha yang baik, perbankan akan lebih mudah memberikan kucuran modal tambahan untuk pertumbuhan usaha.

"Pengawasannya juga akan lebih mudah karena semua bisa dipantau hanya dari telepon seluler," kata dia.

Dia berharap, pelaku usaha kecil dan menengah bisa memanfaatkan aplikasi ini. Karena menurutnya, aplikasi ini bisa digunakan secara gratis di level basic. "Semangatnya memang untuk membantu UKM agar mereka bisa naik kelas. Karena di era ini, semua serba digital yang menghadirkan seabreg kemudahan," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8629 seconds (0.1#10.140)