Serunya Mahasiswa Asing Memasak Makanan Khas Negaranya di ITS

Rabu, 04 Desember 2019 - 20:41 WIB
Serunya Mahasiswa Asing Memasak Makanan Khas Negaranya di ITS
Para mahasiswa asing unjuk kebolehan memasak di ITS. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menantang para mahasiswa asing untuk memasak di kampus.

Masakan yang dihadirkan, adalah masakan khas negaranya masing-masing. Ini untuk mengenalkan makanan khas dari negara asalnya, melalui acara bertajuk International Master Chef, Rabu (4/12/2019).

Kepala UPT Bahasa dan Budaya ITS, Ratna Rintaningrum menuturkan, acara ini merupakan sebuah inovasi pembelajaran bagi para mahasiswa asing. UPT Bahasa dan Budaya ITS membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus selalu berlaku dalam kelas atau secara teoritis. “Namun pengaplikasian dari pembelajaran juga tidak kalah penting,” katanya.

Ia melanjutkan, bahasa memang tidak bisa dipisahkan dengan budaya. Sehingga hal ini sejalan dengan slogan dari acara tersebut yakni Enhancing & Integrating Language and Cultural Skills, yang berfokus untuk meningkatkan dan mengintegrasikan kemampuan bahasa dan budaya para mahasiswa asing.

Untuk mewujudkannya, dalam acara tersebut tidak hanya mahasiswa asing yang berpartisipasi, namun juga melibatkan mahasiswa Indonesia. Yakni setiap satu mahasiswa asing didampingi oleh empat mahasiswa Indonesia.

"Interaksi antara mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal tersebut dapat juga meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi mahasiswa asing," ucapnya.

Bagi Ratna, acara yang berlangsung tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Alih-alih menetapkan masakan Indonesia sebagai menu, UPT Bahasa dan Budaya ITS membebaskan para mahasiswa asing untuk memilih menu yang berasal dari negaranya masing-masing untuk mengenalkan makanan khasnya. "Bisa jadi hal itu dapat mengobati rasa rindu terhadap negara asalnya," jelasnya.

Ratna menyebutkan bahwa acara ini diikuti oleh sembilan mahasiswa asing yang berasal dari Afghanistan, Timor Leste, Ethiopia, Sudan, dan Rwanda yang merupakan bagian dari Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Terdapat sembilan macam masakan yang berasal dari berbagai negara antara lain Agua Sal dari Timor Leste, Dampoqi dari Afghanistan, Ayam Biryani dari Pakistan, dan masih banyak lainnya.

Semua itu para mahasiswa asing sendiri yang memilih dan mempersiapkannya, mulai dari jenis masakan, resep hingga bahan-bahannya. "Mereka (para mahasiswa asing, red) banyak mendapatkan informasi mengenai masakannya dari perpustakaan UPT Bahasa (ITS) yang memiliki koleksi lengkap hingga buku kuliner masing-masing negara," kata dosen Departemen Studi Pembangunan ini.

Kemudian, Ratna menambahkan, untuk lebih meningkatkan softskills, maka dibuatlah acara International Master Chef ini dalam bentuk kompetisi. Para peserta memperebutkan juara satu, dua, tiga, dan favorit. Dengan penilaian mencakup empat aspek yakni rasa, penyajian, kerapian, dan kebersihan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9035 seconds (0.1#10.140)