Ini Dia Produk Pakan Ternak Bebas Residu Temuan Gubes Unair

Kamis, 05 Desember 2019 - 12:29 WIB
Ini Dia Produk Pakan Ternak Bebas Residu Temuan Gubes Unair
Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Sri Hidanah melakukan penelitian tentang pengembangan produk pakan suplemen bebas residu antibiotik. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Penggunaan obat-obatan dalam peternakan hampir tidak dapat dihindarkan. Pertimbangan produksi dan keadaan sehat, selalu jadi pembenar untuk terus dilakukan.

Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Sri Hidanah melakukan penelitian tentang pengembangan produk pakan suplemen bebas residu antibiotik.

"Pemakaian antibiotika secara tidak tepat dapat akan menimbulkan residu dalam produk daging, dan telur," kata Sri, Kamis (5/12/2019).

Guru besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) tersebut mengungkapkan residu merupakan suatu permasalahan yang serius. Selama ini masalah itu tidak disadari oleh konsumen. Daging dan telur yang mengandung residu antibiotik jika dikonsumsi secara terus menerus akan membahayakan dan menurunkan kesehatan masyarakat.

Ia mengungkapkan, jenis residu antibiotik yang terdapat pada daging ayam meliputi Sulfa, Oksitetrasiklin, Enrofloksasin, dan Tetrasiklin. Sementara residu pada hati ayam adalah jenis Oksitatrasiklin, Siprofloksasin, Enrofloksasin, Makrolida dan tetrasiklin.

"Sampel yang saya temukan dari pasar modern dan tradisional di Surabaya, dan Jakarta ternyata telur, daging, hati, dan ceker memiliki residu antibiotik," ucapnya.

Pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoters (AGP) di Indonesia sebagai imbuhan pakan berdampak kepada peternak unggas. Sebagai langkah antisiatif, perlu adanya suplemen bebas reside antibiotik.

Produk alternatif Pengganti AGP

Sebagai alternatif, berbagai produk bisa digunakan sebagai produk alternatif pengganti AGP seperti enzim, probiotik, prebiotik, essensial oil, asam organik, simbiotik, dan bioaktif tanaman.

Tidak hanya itu, produk nano partikel ekstrak tanaman meniran dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan alternatif yang disebabkan penyakit Avian PhatogenicEscherichia coli (APEC), Salmonellosis, Chronic respiratory disease (CRD) pada ayam pedaging dan petelur yang berpotensi sebagai penghambat pertumbuhan dan produktivitas.

"Penggunaan ekstrak meniran yang telah dicampur dengan mineral dengan dosis 3-5 kg/ton pakan jadi, dapat memacu produksi dan kualitas telur," tegasnya.

Sri juga menambahkan, penggunaan ekstrak meniran dapat memacu pertumbuhan unggas, menurunkan konversi pakan, mencegah diare, serta dapat mengeringkan dan mengurangi bau kotoran.

"Ekstrak meniran juga dapat digunakan sebagai pengembangan antibiotik alami dan immunumodulator yang murah dan aman dari residu antibiotik," jelasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0351 seconds (0.1#10.140)