KPK Jadikan Surabaya Role Model Pencegahan Korupsi Sejak Dini

Kamis, 05 Desember 2019 - 16:05 WIB
KPK Jadikan Surabaya Role Model Pencegahan Korupsi Sejak Dini
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menghadiri peluncuran program Guru Pembangun Peradaban. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) bersama Pemkot Surabaya meluncurkan program Guru Pembangun Peradaban. Program ini sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita membangun generasi anti korupsi sejak dini.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, Surabaya merupakan kota pertama pelaksana program Guru Pembangun Peradaban. Untuk mendukung berjalannya program itu, Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Indonesia nantinya akan memberikan pelatihan kepada seribu guru di Surabaya.

“Dari 1.000 guru ini, nanti mereka akan mengajarkan kepada para guru yang belum mendapatkan pelatihan agar lebih efektif,” kata Basaria ketika ditemui di Graha Sawunggaling Surabaya, Kamis (5/12/2019).

Menurut dia, pelatihan ini nantinya akan terbagi menjadi beberapa kloter dalam setahun. Sedangkan untuk per sesinya, akan diisi 50 guru. Artinya, dalam satu tahun pelatihan ini akan berlangsung sebanyak 20 gelombang.

“Pelatihan seribu guru nanti dalam waktu satu tahun dibagi 20 batch (gelombang), berarti 50 guru per kloter,” kata dia.

Menurut dia, metode yang digunakan dalam program ini tidak jauh beda dengan SPAK. Para siswa akan diajarkan apa saja hal-hal yang termasuk dalam kategori korupsi. Misalnya, mengambil sesuatu yang bukan milik pribadi, menyontek dan hal mendasar lainnya.

“Semua itu kami kenalkan dan ajarkan sedini mungkin. Meskipun terlihat sederhana, tapi pada saat besar karakter ini yang akan melekat pada diri mereka,” jelas dia.

Basaria mengatakan, baik buruknya anak itu tergantung dari pertumbuhannya sejak kecil. Karena itu, pendidikan yang paling utama adalah bagaimana merubah karakter seorang anak. Sebab, hal ini adalah modal dasar bagi anak untuk bersikap disiplin dan jujur.

“Pendidikan karakter itu harus diterapkan sedini mungkin, karena menghilangkan niat jahat itu tidak bisa dilakukan satu atau dua tahun,” kata dia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, program ini akan diterapkan di semua sekolah SD dan SMP baik swasta maupun negeri se-Surabaya. Nantinya, program ini akan dikemas dalam bentuk semenarik mungkin agar siswa dapat menerima pesan dengan baik.

“Jadi itu nanti anak-anak diajarkan tidak boleh nyontek dan harus disiplin. Membangun karakter yang baik untuk anak dalam bentuk permainan, sehingga anak-anak senang menerimanya," kata dia.

Pada kesempatan itu, Risma juga berpesan kepada para guru agar terus mengajarkan pada anak didiknya untuk bersikap jujur. Termasuk saat mereka menginginkan sesuatu, agar dilakukan dengan kerja keras terlebih dahulu. Misalnya, jika di sekolah anak-anak ingin mendapatkan nilai bagus, maka harus belajar.

“Bukan didapat dari cara yang mudah. Harus belajar dan tidak menyontek,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7997 seconds (0.1#10.140)