Kemenperin Ingin Kembalikan Kejayaan Sentra IKM Tanggulangin

Kamis, 05 Desember 2019 - 17:40 WIB
Kemenperin Ingin Kembalikan Kejayaan Sentra IKM Tanggulangin
Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, melihat produk Sentra IKM Tanggulangin, Sidoarjo, Kamis (05/12/2019). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SIDOARJO - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, terus melakukan sejumlah terobosan untuk mengembalikan kejayaan pelaku industri kecil dan menengah di Sentra IKM Tanggulangin, Sidoarjo.

Mengingat saat ini, di era digital yang berkembang pesat, para pelaku industri lokal dituntut untuk terus berinovasi sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan daya saing agar mampu bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin ketat.

Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, mengatakan, saat ini Kementerian Perindustrian lebih berfokus pada pendampingan yang berbasis peningkatan kapasitas dan kompetensi untuk IKM Tanggulangin.

“Pada tahun 2019 program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin kami siapkan untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas," kata dia usai membuka Business Matching IKM Tanggulangin, di Workshop Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019).

Kemenperin melakukan upscaling untuk memperbaiki kualitas produk, manajemen bisnis dan strategi marketing, termasuk digital marketing yang sesuai dengan perkembangan bisnis saat ini.

Selain itu, kata Gati, pihaknya juga memberikan fasilitasi pembuatan marketing tools dan memberikan workshop untuk persiapan para IKM, sehingga dapat terjadi trasaksi bisnis dengan potential buyers.

“Seluruh kegiatan (Business Matching IKM) yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan SDM di Sentra IKM Tanggulangin, agar tidak hanya mampu memproduksi produk kulit yang berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing dalam pengembangan bisnis sehingga dapat memiliki bisnis yang berkelanjutan di era digital yang dinamis," kata dia.

Menurut Gati, terobosan itu harus terus dilakukan mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit. Kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah keberagaman dan kreativitas para pelaku usaha, sehingga produk Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar domestik dan internasional.

“Industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit merupakan salah satu sektor industri prioritas yang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional," kata dia.

Kinerja ekspor sektor ini pada periode Januari sampai dengan Oktober 2019 mencapai US$4,2 miliar dengan negara tujuan ekspor utama antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggirs, dan Jepang.

Sebagaimana diketahui, Sentra IKM Tanggulangin yang berlokasi di daerah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur ini penduduknya sebagian besar memilih profesi sebagai perajin tas dan koper berbahan kulit maupun bahan lainnya.

Sentra industri ini mulai berdiri pada tahun 1939 yang pada awalnya hanya terdiri dari beberapa perajin yang membuat berbagai jenis produk tas dan koper. Di masa jayanya, sentra industri tersebut memiliki 354 perajin dengan aset senilai Rp10 miliar milik Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO).

Masa-masa kejayaan Sentra IKM Tanggulangin menurun akibat bencana semburan lumpur Lapindo di daerah Porong, Sidoarjo.

Dampak bencana tersebut adalah penurunan jumlah pengunjung yang datang ke sentra industri sehingga sebagian besar perajin di Sentra IKM Tanggulangin terpaksa harus menghentikan produksinya.

Meskipun demikian, geliat industri tas dan koper di Tanggulangin masih tetap berjalan dan perlu untuk diperkenalkan kembali kepada masyarakat dengan wajah baru yang lebih baik.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2317 seconds (0.1#10.140)