Eri Cahyadi Salip Whisnu di Surabaya, di Jember Cabup Milenial Bermunculan

Jum'at, 06 Desember 2019 - 10:14 WIB
Eri Cahyadi Salip Whisnu di Surabaya, di Jember Cabup Milenial Bermunculan
CEO iPOL Indonesia Petrus Hariyanto. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Lembaga iPOL Indonesia (IT-Research and Politic Consultan) dari Jakarta kembali menyampaikan update pemantauan 19 Pilkada Jatim 2020, dengan elemen Big Data di dua wilayah, Kota Surabaya dan Kabupaten Jember.

Berdasarkan perkembangan hingga Jumat (6/12/2019), Kota Surabaya tetap memiliki dinamika paling tinggi dibanding 18 kabupaten lainnya.

Menurut CEO iPOL Indonesia Petrus Hariyanto, dari sejumlah nama yang beredar, Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi menunjukkan tren peningkatan publikasi atau expose. D

alam Press Conference iPOL Indonesia tiga minggu lalu di Hotel Aria Centra Surabaya, Eri Cahyadi masih menempati posisi kedua setelah Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. “Kini, Eri di posisi teratas dan mendominasi dengan sentimen pemberitaan yang positif,” kata Petrus, Jumat (6/12/2019).

Petrus menyatakan, Eri Cahyadi dinilai memiliki rekam jejak karir yang tidak jauh berbeda dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma. Sehingga, digadang sebagai salah satu kandidat terkuat. Bahkan, Armuji dan Whisnu cenderung ingin menggandeng Eri dalam Pilkada Surabaya agar bisa kembali menangi Pilwali Surabaya. “Info dari survei internal partai, sosok Eri Cahyadi sebagai salah satu figur yang potensial," kata Petrus.

Ekspose Eri Cahyadi saat ini mencapai 2.701 pemberitaan dan menyalip Whisnu Sakti Buana yang sebanyak 2.300. Disusul kemudian Armuji 1,002, KH Zahrul Azhar As'ad atau Gus Hans 544, Dyah Katarina 299, keponakan Gubernur Jatim, Lia Istifhama 146, pengacara M Sholeh 134, anggota DPD RI Ahmad Nawardi 123 dan Ketua DPC Peradi Surabaya Hariyanto 70.

Calon lain yang juga mulai terpantau bergerak adalah mantan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-KH Ma'ruf Amin Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin (mantan Kapolda Jatim), keponakan Menkopolhukam Mahfud MD (Firman Syah Ali), Gus Ali Azahra dan Samuel Teguh Santoso.

"Fenomena banyaknya calon wali kota yang juga struktur PDIP, mengindikasikan bahwa siapapun calon dari PDIP yang bakal dapat rekomendasi akhir nanti, tetap akan menjadikan lawannya akan sulit menang. Jika tidak ada strategi dan pola pemenangan yang rapi dan diimbangi dari sekarang," tegas Petrus.

Sementara itu, jika Risma sudah dua periode, beda halnya dengan Faida, Bupati Jember yang kembali maju untuk periode kedua. Faida mengalami kritikan, tekanan, demonstrasi dan pertarungan berat mencari partai pengusung membuat dinamika calon Bupati Jember bermunculan.

Tak ketinggalan kaum muda dan milenial mulai berani tampil dalam kontestasi politik untuk menggagas perubahan. Berbekal pengalaman dan latar belakang masing masing, mulai November 2019, mereka terpotret dalam Big Data iPol Indonesia mulai tampak serius dalam kemunculan di media massa, sosial media, kegiatan sosialisasi, hingga pengkondisian tim pemenangan.

"Kaum muda harapan baru pemimpin Jember itu antara lain Achmad Anis, Abdus Salam, Haidar Ulum dan Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Mas Vian). Tidak mau kalah dengan cabup yang lebih tua, para cabup muda ini serius membangun gagasan menciptakan sejarah baru untuk Jember," jelasnya.

Berlatar belakang pebisnis, profesional, religius dan nasionalis, Petrus menjelaskan, di antara anak muda ini mulai berani tampil sebagai cabup ataupun cawabup di Jember. "Seperti sosok Abdus Salam dan Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Mas Vian). Mereka berani menggebrak dan melawan pakem, bahwa memperjuangkan rakyat selain di jalur bisnis bisa dalam jalur politik pemerintahan,” kata dia.

“Mereka yakin kalau kaum milenial sekarang mulai dipercaya rakyat dan tidak melihat usianya. Yang sukses di Legislatif maupun eksekutif sudah banyak. Bahkan, sekelas Presiden Jokowi juga memberi kepercayaan pada kaum milenial untuk menjadi staf khususnya. Realita ini yang makin bikin para cabup muda berani bertarung," kata dia.

Berdasarkan Big Data iPOL, kontestasi di Kabupaten Jember masih didominasi oleh petahana. Faida, memiliki ekpose yang cukup tinggi (184), namun dengan sentimen negatif menyertainya juga tinggi. "Bupati Faida selalu berseberangan dengan DPRD Kabupaten Jember. Framing negatif ini harus segera ditanggulangi oleh Faida," jelas dia.

Calon kuat lainnya, Hendy Siswanto (67 ekspose), Djoko Susanto (31). Hendy dan Djoko Susanto dapat dikatakan menjadi kandidat terkuat melawan petahana. Dari sisi potensi dukungan partai, kedua calon ini berebut dukungan PDIP, Partai Gerindra, PKB, Perindo, dan Partai Berkarya.

Selain itu, radar pantauan iPOL melihat munculnya sosok muda dalam kontestasi Pilkada Jember, yaitu Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Mas Vian) yang saat ini sebagai Ketua Kadin Kabupaten Jember, Ketua Perbasi Jatim dan Wakil Ketua Kadin Jatim.

"Sosok Mas Vian kerap dikaitkan dengan Sandiaga Uno. Sebagai pengusaha muda yang sukses dari generasi milenial, keberanian maju sebagai Cabup Jember terdeteksi dengan keseriusan mengambil formulir di Partai Gerindra dan menggelar kampanye cerdas melalui kegiatan Dialog Bersama Sandiaga Uno dan Moreno Suprapto selaku mantan pembalap dan anggota DPR RI. Baru-baru ini dia juga terpantau menggelar Fun Bike 'Mengayuh Bersama Menuju Perubahan Jember Maju' yang juga dihadiri Sandiaga Uno pada 30 November kemarin," kata dia.

Massifnya pergerakan kaum muda untuk merebut kursi Jember Satu, makin menarik dinamikanya. Apalagi dilihat dan keberanian menghadirkan tokoh nasional, artis dan kegiatan yang berbasis anak muda serta viral. "Akankah dominasi perempuan akan tumbang di Jember? Atau Justru Sebaliknya?" pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1457 seconds (0.1#10.140)