Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai

Kamis, 12 Desember 2019 - 15:59 WIB
Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai
Sebanyak 2.929 orang membaca lewat gawai di Bundaran Tugu Kota Malang, dalam peluncuran Malang City Library and Information (Cillin) Digital Access. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Terobosan baru dilakukan Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Malang, untuk meningkatkan minat baca bagi kaum milenial melalui perpustakaan digital.

Akses bahan bacaan di perpustakaan digital tersebut, diwujudkan dalam aplikasi Malang City Library and Information (Cillin) Digital Acces. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di playstore.

Dalam peluncuran Malang Cillin Digital Acces, dan sebagai upaya membangun budaya literasi untuk masyarakat, Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Malang, menggelar "Malang Ancen Mbois".

Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai


Peserta yang hadir dalam peluncuran tersebut, diajak secara bersama-sama membaca literasi digital melalui gawai yang dimilikinya. Tercatat, ada sebanyak 2.929 peserta yang mengikuti acara membaca bersama di Bundara Tugu Kota Malang tersebut.

Kegiatan membaca bersama-sama ini, juga berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), dalam kategori membaca dengan gawai terbanyak. Jumlah tersebut berhasil mematahkan rekor MURI sebelumnya, yang pernah dilakukan di Kota Bandung, pada November 2018.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat anak-anak muda, dan kaum milenial untuk membaca. "Selama ini minat baca kita dinilai rendah. Melalui aplikasi ini harapannya bisa tumbuh minat baca," tuturnya.

Gawai menjadi pilihan untuk menjadi sarana membangun literasi digital, karena menurut Sutiaji, kehidupan anak-anak muda dan kaum milenial masa kini sudah sangat dekat dengan gawai.

"Setiap hari mereka bermain dengan gawai. Bahkan untuk menunjang kegiatannya, anak-anak muda sudah menggunakan gawai. Kalau di gawai mereka ada buku digital, diharapkan bisa menjadi bahan bacaan bagi mereka," tuturnya.

Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai


Kepala Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Malang, Suwarjana menyebutkan, lembaga yang dipimpinnya telah melakukan upaya digitalisasi terhadap koleksi buku yang dimiliki. "Dari sekitar 14 ribu judul buku, kami sudah mendigitalisasi sebanyak 1.232 judul buku," tuturnya.

Buku-buku yang sudah diubah formatnya menjadi buku digital, sebagai pelengkap perpustakaan digital, menurutnya lebih banyak buku tentang kebudayaan. Ke depan, diharapkan semakin banyak lagi koleksi buku digital yang dimiliki Perpustakaan Daerah Kota Malang.

Digitalisasi bahan bacaan yang dimiliki Perpustakaan Daerah Kota Malang tersebut, menurut Suwarjana sangat penting untuk melayani masyarakat yang minat membacanya terus mengalami peningkatan.

Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai


Bahkan, melalui digitalisasi buku ini, diakuinya akan semakin memudahkan masyarakat mengakses judul buku yang jumlahnya masih terbatas. Contohnya, ketika satu judul buku jumlah buku yang tersedia hanya sedikit, dan peminatnya banyak, maka akan banyak masyarakat yang tidak terlayani.

Selain bisa semakin memperluas layanan. Digitalisasi ini diakuinya juga bisa menyelamatkan buku-buku yang ada. Utamanya buku sejarah kuno yang kondisinya terancam rusak. Apabila buku-buku itu sudah didigitalisasi, maka tetap bisa dibaca oleh masyarakat.

Para pelajar yang hadir dalam peluncuran tersebut, sangat menikmati hadirnya buku digital yang bisa diakses melalui gawai mereka. Salah satunya pelajar SMP Negeri 13 Kota Malang, Andini Aviolla (13).

Kota Malang Tumbuhkan Minat Baca Kaum Milenial Lewat Gawai


Remaja yang senang bermain gawai ini mengaku, lebih senang membaca lewat gawai, karena mudah dibawa kemana-mana. "Tidak perlu repot membawa banyak buku, cukup melalui gawai saja sudah bisa membaca banyak buku," tuturnya.

Penyuka cerita-cerita misteri ini mengaku, setiap hari selalu membawa gawai. Bukan hanya untuk main gim, dan bermain media sosial (Medsos) saja. Gawai juga dia gunakan untuk mencari bahan pelajaran untuk tugas sekolah.

Bahkan, dia menyebutkan, tidak jarang ujian dan nilai hasil ujiannya sudah diberikan guru melalui gawai. Sehingga, para pelajar di sekolahnya sudah terbiasa menggunakan gawai tersebut untuk menunjang proses belajar di sekolah.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9264 seconds (0.1#10.140)